Rabu, 31 Maret 2010

Manusia itu bisa Sempurna

     Menjadi manusia yang smepurna tidaklah mudah, apalagi manusia diciptakan dengan berbagai kekurangan yang membuat dirinya sangat mustahil untuk sempurna. Ditambah lagi dengan definisi sempurna itu sendiri yang membuat sesorang bingung untuk melakukan sesuatu. Pasalnya, jika seseorang terlihat sempurna di mata seseorang yang lain, maka belum tentu ia terlihat sempurna bagi masyarakat. Ya, tepat sekali, relatif! Jika kita terus mengejar apa yang tidak bisa kita kejar, maka kita akan merugi dengan waktu yang telah kita sia-siakan. Namun sekalipun begitu, ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar menjadi manusia yang sempurna.
    Pertama, kita tahu bahwa manusia itu adalah makhluk yang memiliki naluri ketuhanan atau 'sense theistic'. Maka selaku manusia kita perlu untuk meyaklini satu Tuhan yang bisa kita jadikan tempat berpijak. Namun langkah ini merupakan langkah yang paling rendah tingkatannya, karena manusia yang ideal berkeyakinan Tuhan ada karena ia tahu bahwa Tuhan itu ada, bukan karena kebutuhan. Setelah itu, sangat percuma rasanya jika kita hanya memilki keyakinan tanpa adanya perbuatan yang mencerminkan keyakinan itu sendiri. Oleh karena itu, dengarkanlah dan taatilah Tuhanmu dengan sepenuh jiwa dan raga agar kau termasuk golongan orang-orang yang beruntung.
   Kedua, carilah dan dapatkan semua kebutuhanmu dengan tangan sendiri, bukan meminta atau mencuri, tapi upayakan untuk menggunakan semua potensi yang ada dalam diri. Jika berniat untuk mendapat nilai bagus, maka buatlah strategi belajar yang baik, jika berniat untuk mendapat laba yang besar dari bisnis jual-beli maka tinggalkan rasa malu utuk menawarkan barang dan jasa kita kepada konsumen.Kesimpulannya, jadilah seorang pejuang handal dalam bidangnya dan keluarlah sebagai pemenang yang akan selalu dikenang!
   Terakhir, raih satu mimpi yang akan membuat kita merasa bahagia di dunia ini. Karena kita tidak bisa memungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang memilki nafsu untuk dikejar. Namun kita harus membatasi dan memilih satu hal yang menjadi impian terbesar kita, jadi 'Keep in struggle to your dreams come true!' agar kita bisa menjadi manusia yang sempurna bagi diri kita sendiri.

Rabu, 24 Maret 2010

Ujian Nasional, Keberhasilan Pendidikan

     Sudah dapat dipastikan bahwa sebagian besar siswa SMA dan sederajat yang melaksanakan Ujian Nasional atau UN pada hari yang pertama ini merasakan kekhawatiran terhadap hasil ujian mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya persiapan yang mereka lakukan untuk mengahadapi UN itu sendiri, mulai dari menambah jam belajar, mengikuti les tambahan atau bimbingan belajar, hingga beristighosah memohon pertolongan kepada Yang Maha Kuasa untuk kelulusan yang mereka idam-idamkan. Meskipun sebagian pendapat menyatakan fenomena ini timbul akibat dari ketidaksiapan peserta ujian karena pendidikan yang mereka terima belum memenuhi standar. Namun jika dilihat dari sisi lain Ujian Nasional ni telah meningkatkan kedewasaan dan tanggung jawab para peserta ujian sebagai seorang siswa seiring dengan rasa cemas mereka terhadap UN. Karena tujuan sebenarnya dari suatu pendidikan adalah kedewasaan dan tanggung jawab moril yang telah dipaparkan oleh Poerbawatja dan Harahap dalam Syah (2008 : 11) yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab morildari segala perbuatannya.
     Sangat jelas dari definisi di atas, bahwa tujuan dari pendidikan adalah kedewasaan dan tanggung jawab dari para siswa yang salah satu faktornya adalah adanya Ujian Nasional. Sekalipun nilai dari hasil ujian itu sendiri menentukan, tapi itu bukanlah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Karena Indonesia tidak hanya membutuhkan generasi penerus yang cerdas, tapi juga dewasa dan bertanggungjawab. Dewasa dalam hal ini adalah sadar akan semua kewajiban yang harus dilakukan dan mengerti akan hak-hak yang layak diterima dan yang tidak layak untuk diterima. Begitu juga dengan tanggung jawab, yaitu mau melakukan semua kewajiban dan menerima semua konsekuensi atas segala perbuatannya. Sehingga kita tidak perlu lagi mendengar istilah “potong satu generasi” atau “potong dua generasi” untuk memperbaiki kondisi Indonesia yang sekarang.  Masyarakat sudah terlalu banyak menerima pendapat-pendapat yang membuat mereka pesimis, sudah saatnya kita berfikir positif atas segala permasalahan yang kita hadapi untuk terus memajukan negara kita yang tercinta ini. Bukan saatnya lagi bagi kita untuk terus merendahkan diri dihadapan bangsa lain, justru inilah saat yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang pantas dibanggakan bangsa sendiri dan disegani bangsa lain di dunia.
 
Kejujuran 
     Para siswa yang berjuang mati-matian untuk lulus UN merupakan indikator meningkatnya rasa tanggung jawab mereka. Sekalipun perjuangan sebagian dari mereka merupakan perbuatan yang menyimpang dari apa yang seharusnya dilakukan. Namun kini pemerintah telah memberikan sedikit kelonggaran dengan adanya ujian ulang bagi yang belum lulus. Angin segar ini bisa dijadikan para guru selaku pendidik sebagai suatu motivasi bagi para siswa untuk bekerja dengan jujur. Jika semua peserta ujian sudah bekerja dengan jujur, maka evaluasi dari dari proses belajar mengajar oleh lembaga pendidikan pun akan mudah. Karena data kelulusan merupakan merupakan indikator kualitas dari suatu sekolah yang hanya bisa digunakan jika data yang ada merupakan data yang valid, bukan kamuflase yang diakibatkan oleh ketidakjujuran peserta ujian. Sehingga lembaga pendidikan, dalam hal ini SMA atau sederajat, bisa bercermin melihat kelebihan dan kekurangannya sendiri. Singkat kata, hanya dengan jujur, pendidikan Indonesia bisa unggul.

     Lebih jauh lagi, Ujian Nasional ini bisa dijadikan oleh para siswa,guru, orang tua, dan pihak-pihak terkait lainnya sebagai suatu titik tolak pengembangan karakter bangsa dalam mengahadapi era globalisasi. Bahkan penulis berharap agar pemerintah bisa menaikkan standar kelulusan Ujian Nasional seiring dengan meningkatnya kualitas pendidikan kita. Sehingga para siswa SMA Indonesia bisa bermain pada level atas dengan profesional.  Karena jumlah kelulusan yang tingi dengan standar yang rendah merupakan suatu fatamorgana yang memilukan hati. Di satu sisi kita bangga akan kelulusan kita, namun di sisi lain kelulusan yang kita banggakan itu tidak berarti apa-apa. Jadi, kenaikan standar Ujian Nasional ini bukan dimaksudkan untuk mempersulit kelulusan para peserta ujian, justru untuk menambah kapasitas mereka dalam hal ilmu pengetahuan.

Kemudahan      Allah swt berfirman dalam Alquran surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6,“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
Ujian Nasional merupakan satu kesulitan yang kita hadapi saat ini, namun Allah swt memberikan tidak hanya satu, tapi tiga kemudahan sekaligus.  Guru menjadi mudah mengajar siswa, siswa menjadi mudah untuk belajar, dan pemerintah pun menjadi mudah untuk mengevaluasi pendidikan yang mereka selenggarakan. Mungkin masih banyak lagi kemudahan yang Allah swt berikan seiring kesulitan ini, tapi yang jelas Allah swt telah mengatur skenario terbaik untuk kita dalam bidang pendidikan agar pendidikan kita lebih baik lagi melalui Ujian Nasional.

Pendidikan di Mata Peserta Didik

     Tingkat kesuksesan seorang manusia bisa dilihat dari banyak faktor yang salah satunya adalah pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang diselesaikan oleh seseorang, maka semakin tinggi pula kualitas hidup orang tersebut. Misalnya, seseorang yang berijazah S1 akan mendapatkan pekerjaan yang lebih tinggi upahnya daripada seseorang yang berijazah SMA. Dari keadaan tersebut, maka pemerintah pun aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan yang mereka selenggarakan untuk mencapai kesejahteraan negara. Selain kesejahteraan, pendidikan pun dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat agar mereka tidak hanya sekedar mengikuti perkembangan zaman, tapi juga membuat perubahan zaman.
     Sebenarnya masih banyak lagi tujuan dari pendidikan yang tentunya tidak kalah pentingnya dari yang telah disebutkan di atas. Sehingga, sangat penting bagi kita selaku manusia yang sadar akan pendidikan untuk terus menerima pendidikan. Adapun contoh kegiatan dari proses pendidikan itu sendiri adalah belajar, mengerjakan tugas, melakukan eksperimen, hingga ujian untuk menguji kemampuan kita. Semua kegiatan tersebut telah terangkum dan terencana dalam suatu kurikulum yang disusun oleh pemerintah, dalam hal ini dinas pendidikan. Setelah tiu kurikulum pun disusun kembali oleh para pendidik sehingga pendidikan yang diselenggarakan menarik bagi para peserta didik. Dari kurikulum tersebut, diharapkan para peserta didik yang mengikuti kegiatan pendidikan bisa mencapai tujuan yang diharapkan dan menjalani proses pendidikan dengan semangat dan antusias.
    Sekilas dari uraian tadi, kita bisa melihat bahwa ada suatu kerja keras dari penciptaan suatu proses pendidikan. Kerja keras yang diharapkan bisa berdampak baik dan efektif untuk menghasilkan generasi penerus yang berkualitas unggul. Kerja keras yang diharapkan peserta didik bisa menerima proses pendidikan sebagai suatu kebutuhan, bukan tuntutan. Namun apakah benar seperti itu pandangan peserta didik kita? 
     Sebagai permulaan, kita tak perlu membahas pandangan mahasiswa, namun di sini kita akan membahas bagaimana pandangan peserta didik yang masih duduk di bangku SD,SMP, dan SMA. Karena secara umum, pola belajar siswa di ketiga tingkatan tersebut hampir sama, yang berbeda hanyalah kapasitas ilmu yang diberikan. Disebut memiliki pola belajar yang hampir sama karena mereka memiliki jadwal belajar yang hampir sama, yaitu masuk pada pukul 07.00 dan pulang pada siang hari disesuaikan dengan jam belajar. Lalu mereka pun lebih cenderung untuk menerima materi daripada mencari materi untuk belajar. Ditambah lagi dengan penegakkan disiplin yang cukup ketat membuat mereka harus memperhatikan penampilan dan sikapnya di lingkungan sekolah. Semua hal tersebut merupakan  rangkaian dari suatu proses pendidikan.
     Bagi para pendidik dan calon pendidik, kegiatan tersebut merupakan hal wajib untuk dilakukan oleh seluruh peserta didik dan diharapkan menjadi suatu karakter atau kebiasaan bagi mereka. Tidak hanya kegiatan yang tadi disebutkan, bahkan pelajaran yang disampaikan pun diharapkan disukai oleh para peserta didik. Namun di sisi lain, para peserta didik kegiatan tersebut merupakan suatu hal yang percuma dan tidak perlu dilakukan. Bahkan, jika seorang pendidik berharap pelajarannya disukai, maka peserta didik berharap sang pendidik untuk tidak masuk kelas. 
    Hal ini bisa dilihat dari tingkat pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh para siswa, seperti berseragam tidak sesuai aturan, menyontek saat ujian, atau bahkan membolos dari kelas dan pergi bermain entah kemana. Mungkin bagi mereka hal ini merupakan suatu kenangan indah di masa kecil dan remaja yang akan selalu mereka kenang dan mereka ceritakan pada junior mereka, namun bagi para pendidik hal ini adalah suatu indikator kegagalan dari penyelenggaraaan proses pendidikan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi seorang pendidik untuk memperhatikan kondisi fisik dan psikis. Karena masalah dari suatu proses penyelenggaraan pendidikan bukan hanya uang iuran dan buku pelajaran atau fasilitas lainnya. Tapi masalah hati pun perlu kita perhatikan, seperti kecenderungan seorang siswa terhadap suatu bidang, potensi siswa yang bisa diarahkan oleh pendidik,atau bahkan kekhawatiran siswa akan kegagalannya dalam ujian. Ini merupakan pekerjaan rumah bukan hanya bagi pendidik, tapi juga semua orang yang peduli akan kemajuan pendidikan kita.
     Fakta-fakta yang ada di lapangan seharusnya menyadarkan kita, bahwa sudah saatnya kurikulum pendidikan yang ada harus dibuat suatu inovasi agar setiap proses pendidikan  yang diselenggarakan dapat diikuti oleh para peserta didik dengan dasar motivasi yang kuat karena sesuai dengan minat dan bakat. Jika hal demikian sudah bisa tercapai, maka kesamaan pandangan terhadap pendidkan antara pendidik dan peserta didik akan terjadi dengan sendirinya. Sekali lagi penulis sampaikan, bahwa tugas ini tidak hanya ditujukan bagi para pendidik, tapi siapapun yang bisa membuat perubahan, ada baiknya untuk dilaksanakan sesegara mungkin dan seoptimal mungkin. Mudah-mudahan untuk beberapa tahun ke depan, Indonesia bisa menjadi anggota dari negara-negara dengan pendidikan yang unggul.    
   

Rabu, 17 Maret 2010

Menyingkap Hakekat Tuhan

     Terbesit di fikiranku, seperti apakah Tuhan itu? Mengapa Dia Yang Maha Kuasa menciptakan kita jika pada akhirnya kita tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadapnya?Untuk apa Dia menciptakan manusia jika pada akhirnya mereka semua bisa saja durhaka?Untuk apa manusia diberi cobaan sedangkan diberi nikmat saja mereka masih durhaka?Untuk apa setan diciptakan jika Dia menginginkan semua manusia taat dan cinta kepada-Nya?Apakah suatu saat di hari pengadilan raya, Tuhan akan mengampuni kita semua karena ini hanyalah sekedar "dunia"?Tapi mungkinkah?

     Seribu tanya terus menepaku tentang diri-Nya. Dzat transenden yang tak pernah dalam kebimbangan. Menciptakan seluruh alam semesta ini tanpa bantuan. Kekuasaan tak terbatas meliputi diri-Nya yang tak pernah tidur.

     Semakin aku merenung akan hal ini semakin akubertambah gila. Karena kini aku sadar bahwa akalku takakan pernah sampai untuk membaca jalan fikiran-Nya. Jangankan membaca, menebak pun aku tak sanggup. Inilah kebulatan suatu kedaulatan Tuhan, Allah, yang akan terus ada hingga tak terbatas.




   
     Allah Yang Maha Hidup dan Yang Maha Abadi, Dialah Yang Tak Berawal dan Tak Berakhir. Puji dan syukur aku sampaikan untuk-Mu ya Allah,dan kini ak hanya aku bisa ikhlas dan ridho akan semua takdir dan kehendak-Mu yang tak akan pernah bisa aku baca. Aku harap suatu saat Engkau mau berbagi rahasia kecil-Mu padaku. Amin.    

Senin, 01 Maret 2010

Drainase untuk Kota yang Lebih Hidup

          JAKARTA - Ketinggian banjir di yang merendam dua kelurahan Baleendah, Bandung, Jawa Barat, kini sudah mencapai tiga meter. Jumlah pengungsi pun bertambah menjadi 1.500 jiwa.

          Berdasarkan pantauan okezone di lokasi, Sabtu (6/2/2010), banjir setinggi tiga meter ini terjadi di RT2/RW9 Kampung Cieunteung, Baleendah. Sementara di Kelurahan Andir, ketinggian air bervariasi antara satu hingga dua meter.

          Camat Baleendah, Usman Sayogi mengatakan air mulai meninggi sejak semalam. Pengungsi ditempatkan di lima titik yakni kantor DPC PDI-P, aula Kecamatan Baleendah, aula Kelurahan Baleendah, gedung KNPI, dan tenda pengungsian.

          "Warga dan ketua RT/RW setempat juga harus melakukan patroli keliling menghindari terjadinya aksi penjarahan," kata Usman. 
 
http://news.okezone.com/read/2010/02/06/340/301053/banjir-di-baleendah-bandung-capai-3-meter
          Berikut adalah sebagian permasalahan manajemen air yang menimpa kita akhur-akhir ini. Mungkin permasalahan sepele dimana air merupakan hal yang lazim kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Namun permasalahan sepele ini bisa menjadi sebuah bencana besar jika kita tetap menganggapnya sepele.
          Hal yang harus kita perhatikan dalam manajemen air kota adalah sistem drainasenya yang memungkinkan pemerintah untuk mengantisipasi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan. Tidak hanya membuat saluran air dan mengeruk sungai yang tersedimentasi, tapi juga harus membuat suatu sistem pengairan dan tempat penyimpanan air yang memadai.
          Namun yang terlebih dahulu harus kita perhatikan posisi dan ketinggian dari kota yang akan kita buat drainasenya. mudah saja untuk daerah yang memiliki ketinggian yang cukup seperti Bandung utara, kita tinggal membuat salauran drainasenya menuruni daerah tersebut. tapi bagaimana dengan daerah dataran rendah?kita tidak bisa membuat salauran darainase jika air yang dialirkan tidak bisa mengalir karena posisi air semula lebih rendah daripada posisi yang akan dituju. Memang lebih sulit untuk melakukan ini, tapi dengan sedikit usaha dan biaya kita bisa membuat suatu "pompa" atau "daerah penggalian" yang bisa membuat air mengalir. Kita bisa membuat hal tersebut dengan belajar dari Belanda yang telah sukses membuat kota yamg letaknya lebih rendah dari permukaan laut dengan kincir anginnya. 
          Hal selanjutnya yang harus kita perhatikan adalah infiltrasi dari daratan kota. Kita tidak bisa mengabaikan hal yang satu ini, mengingat hampir seluruh jalanan kota sudah tertutup oleh aspal dan paving block untuk pejalan kaki. Paving block memang memilki celah untuk infiltrasi air, tapi apakah tanah biasa memiliki daya serap air yang lebih buruk?Tentu tidak. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk memperhatikan pembagian antara lapisan impermeabel seperti aspal dan lapisan permeabel seperti tanah agar kelak air bisa dengan mudah meresap kedalam tanah dan tidak mengalir sebagai air limpasan permukaan.
         Saluran drainase, pompa, tempat penyimpanan air, dan tanah. Jika semua hal tersebut sudah sesuai dengan aturan aliran air, maka kita hanya tinggal menikmati kota yang nyaman dan lebih hidup untuk kita dan anak cucu kita.