Reformasi yang seharusnya menjadi titik tolak dari perubahan yang signifikan bagi organisasi mahasiswa kelihatannya kini hanya menjadi angan-angan belaka. Pasalnya keberadaan organisasi mahasiswa nampaknya menjadi bidang yang kurang diminati oleh mahasiswa saat ini. Bahkan ormawa (organisasi mahasiswa) yang sekarang cenderung dijauhi karena kesannya yang kurang membantu dalam bidang akademis. Selain itu, pergerakan ormawa yang sekarang bisa dikatakan stagnan atau tidak berkembang karena pada umumnya mereka hanya melakukan kegiatan rutin dengan niat “gugur kewajiban”,sehingga tidak heran jika program kerja yang telah dilakukan tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Sekelumit masalah tadi seharusnya menjadi bahan pemikiran kita selaku mahasiswa yang masih peduli akan peran pemuda dalam membangun negeri . Jika hal ini terus dibiarkan maka tidak akan mustahil jika suatu saat gerakan pemuda yang dimulai sejak berdirinya organisasi Budi Utomo hingga sekarang akan terhenti dan diambil alih 100% oleh pemerintah yang terkadang tidak memihak pada mahasiswa. Dari sinilah pentingnya untuk menaikkan “harga jual” agar keberadaan ormawa tidak terancam punah.
Ada beberapa hal yang harus ditingkatkan dalam peningkatan kualitas ormawa. Sebenarnya ini merupakan teori lama, namun ada baiknya jika permasalahan ormawa diselidiki dari sisi ini. Adalah 3M yaitu man, money,dan machine yang menjadi tiga unsur penyusun dari suatu organisasi. Dimana man adalah manusia yang menggerakkan ormawa, money adalah dana untuk menghidupi ormawa, dan machine adalah system yang menjadikan setiap elemen dalam ormawa menjadi sinergis.
Dengan mengoptimalkan tiga unsur ini secara tepat efektif maka bisa diperkirakan bahwa organisasi mahasiswa akan memiliki “harga jual” yang semakin tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar