Senin, 01 Maret 2010

Drainase untuk Kota yang Lebih Hidup

          JAKARTA - Ketinggian banjir di yang merendam dua kelurahan Baleendah, Bandung, Jawa Barat, kini sudah mencapai tiga meter. Jumlah pengungsi pun bertambah menjadi 1.500 jiwa.

          Berdasarkan pantauan okezone di lokasi, Sabtu (6/2/2010), banjir setinggi tiga meter ini terjadi di RT2/RW9 Kampung Cieunteung, Baleendah. Sementara di Kelurahan Andir, ketinggian air bervariasi antara satu hingga dua meter.

          Camat Baleendah, Usman Sayogi mengatakan air mulai meninggi sejak semalam. Pengungsi ditempatkan di lima titik yakni kantor DPC PDI-P, aula Kecamatan Baleendah, aula Kelurahan Baleendah, gedung KNPI, dan tenda pengungsian.

          "Warga dan ketua RT/RW setempat juga harus melakukan patroli keliling menghindari terjadinya aksi penjarahan," kata Usman. 
 
http://news.okezone.com/read/2010/02/06/340/301053/banjir-di-baleendah-bandung-capai-3-meter
          Berikut adalah sebagian permasalahan manajemen air yang menimpa kita akhur-akhir ini. Mungkin permasalahan sepele dimana air merupakan hal yang lazim kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Namun permasalahan sepele ini bisa menjadi sebuah bencana besar jika kita tetap menganggapnya sepele.
          Hal yang harus kita perhatikan dalam manajemen air kota adalah sistem drainasenya yang memungkinkan pemerintah untuk mengantisipasi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan. Tidak hanya membuat saluran air dan mengeruk sungai yang tersedimentasi, tapi juga harus membuat suatu sistem pengairan dan tempat penyimpanan air yang memadai.
          Namun yang terlebih dahulu harus kita perhatikan posisi dan ketinggian dari kota yang akan kita buat drainasenya. mudah saja untuk daerah yang memiliki ketinggian yang cukup seperti Bandung utara, kita tinggal membuat salauran drainasenya menuruni daerah tersebut. tapi bagaimana dengan daerah dataran rendah?kita tidak bisa membuat salauran darainase jika air yang dialirkan tidak bisa mengalir karena posisi air semula lebih rendah daripada posisi yang akan dituju. Memang lebih sulit untuk melakukan ini, tapi dengan sedikit usaha dan biaya kita bisa membuat suatu "pompa" atau "daerah penggalian" yang bisa membuat air mengalir. Kita bisa membuat hal tersebut dengan belajar dari Belanda yang telah sukses membuat kota yamg letaknya lebih rendah dari permukaan laut dengan kincir anginnya. 
          Hal selanjutnya yang harus kita perhatikan adalah infiltrasi dari daratan kota. Kita tidak bisa mengabaikan hal yang satu ini, mengingat hampir seluruh jalanan kota sudah tertutup oleh aspal dan paving block untuk pejalan kaki. Paving block memang memilki celah untuk infiltrasi air, tapi apakah tanah biasa memiliki daya serap air yang lebih buruk?Tentu tidak. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk memperhatikan pembagian antara lapisan impermeabel seperti aspal dan lapisan permeabel seperti tanah agar kelak air bisa dengan mudah meresap kedalam tanah dan tidak mengalir sebagai air limpasan permukaan.
         Saluran drainase, pompa, tempat penyimpanan air, dan tanah. Jika semua hal tersebut sudah sesuai dengan aturan aliran air, maka kita hanya tinggal menikmati kota yang nyaman dan lebih hidup untuk kita dan anak cucu kita. 

        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar