Selasa, 28 Desember 2010

Membela dan Menentang Islam

       Sudah menjadi hal biasa dimana Islam hangat untuk diperbincangkan dalam berbagai situasi. Tanpa mengenal waktu dan tempa orang-orang sepertinya sangat bersemangat sekali untuk mengorek semua keburukan umat Islam dan menaruh harapah yang banyak pada Islam. Tak terkecuali dengan isu internasional yang terkait dengan pertempuran di Palestina dan Libanon. Siapa yang tidak tahu mengenai pertempuran antara Israel yang didukung Amerika dengan Palestina yang kini sudah mulai terlihat kekalahannya karena tidak bisa bertahan. Sehingga tanpa disadari bahwa isu ini telah mempengaruhi sebagian warga Indonesia. Tentunya mereka yang mempunyai rasa solidaritas yang tinggi sangat menyesali sikap apatis pemerintah terhadap masalah ini. Bagaiman mungkin negara yang mayoritas warga negaranya beragama Islam hanya bisa menonton melihat saudaranya dibantai di negara lain?
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa Islam kini tengah diserang, tengah diracuni keyakinannya, dan tengah disusupi sehingga dengan sendirinya akan hancur dari dalam. Dan semua tuduhan ternyata sudah dilayangkan jauh-jauh hari kepada Amerika sebagai negara yang membenci Islam. Kehadiran Presiden Obama ke Indonesia pun sempat ditolak oleh beberapa ormas dan organisasi mahasiswa. Tentu saja mereka mengatasnamakan pembelaan terhadap Islam. Namun apakah benar Islam tengah dijajah? Atau Indonesia yang dijajah? Siapakah yang hendak Amerika hancurkan? Islam? Atau Indonesia? Bagaimana jika Indonesia beragama mayoritas Hindu? Apakah Hindu yang akan dicap sebagai teroris?
Inilah yang harus kita selidiki sebagai warga negara yang sadar akan situasi dan kondisi negara ini. Kita beralih sejenak ke negara dimana Islam dilahirkan, Arab Saudi. Ternyata di sana kondisi Islam sangat sehat. Tanpa adanya tuduhan terorisme atau bahkan penyerangan negara lain. Padahal jika orang diluar Islam ingin menghancurkan Islam mereka tentunya harus mengahncurkan dulu pusatnya. Tapi kenyataanya mereka tidak menghancurkan Arab, tapi mengendalikannya. Maka wajar saja jika Arab hanya diam saja di saat Irak berselisih dengan Amerika. Diluar semua itu, Arab tetap aman dengan sumber minyaknya yang melimpah dan jemaah haji yang keluar masuk dari seluruh dunia. Selain itu, jika kita ingin mengatasnamakan Islam, ternyata di Arab sana orang-orang Islam telah menjadi pembunuh utama dan penyiksa ulung saudara-saudara kita yang menjadi TKI. Dan untuk ke sekian kalinya pemerintah hanya bisa memulangkan mereka dan memberikan perawatan setelah nyawa mereka sampai di leher.
Arab yang makmur dan TKI yang terus menerus disiksa tentu bukan indikator terjajahnya Islam di mata dunia. Sehingga wajib bagi kita, rakyat Indonesia, untuk mengambil kesimpulan yang lebih spesifik bahwa Indonesia tengah dijajah, bukan Islam. Tentunya ada beberapa alasan mengapa Indonesia yang menjadi sasaran empuk para negara maju. Pertama, secara potensi alam Indonesia memiliki sumber daya alam yang tidak dapat diragukan lagi. Kedua, rakyat Indonesia berasal dari berbagai suku, etnis, dan agama yang berbeda-beda dan itu merupakan nilai lebih bagi kita untuk dipecah-belah dan dihasut untuk salaing menyerang. Ketiga, kepribadian rakyat Indonesia yang cenderung konsumtif menjadikan negara ini pasar yang menjanjikan bagi industri luar negeri sehingga pada saat mereka inginkan mereka bisa menghentikan ekspor tersebut dan membuat Indonesia lemah selemah-lemahnya. Hal ini bisa dilihat bagaimana ketergantungan mata uang kebanggan kita, Rupiah, sangat tergantung dengan kestabilan nilai mata uang Dollar. padahal bukan tidak mungkin jika Indonesia ingin kuat seperti negara-negara Uni Eropa yang sudah mandiri dengan mata uang Euronya.
Dalam kajian Geografi Regional, Indonesia memiliki batas wilayah formal – batas yang didasarkan keadaan fisik yang terlihat – yang sangat luas. Sedangkan batas wilayah nodal – batas yang didasarkan atas pengaruh budaya, politik, ekonomi, dan lain-lain yang tidak dapat terlihat – yang sangat sempit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa negara kita adalah sebuah negara yang luas, potensial, dan mandiri. Namun jika dilihat secara dekat ternyata negara adalah negara yang hancur, bobrok, dan lemah. Sehingga tidak salah jika salah satu sahabat Rasulullah saw, Ali bin Abi Thalib ra, mengatakan, “Alangkah buruknya orang yang rupawan namun bodoh. Ia ibarat sebuah rumah yang dihuni seorang penjahat.” Dan perkataan beliau sangat relevan sekali dengan keadaan kita saat ini. Indonesia adalah orang rupawan, sedangkan kita adalah kebodohannya.
Dalam hal penulis tidak bermaksud merendahkan Islam atau pun menjelek-jelekkan negara yang kita cintai ini. Namun penulis bermaksud untuk memberikan sedikit pengalaman untuk tidak mudah terhasut masalah yang bermotif agama. Selain itu, kita pun harus membedakan belajar dengan menolong. Kita tidak diwajibkan memiliki kemampuan dan pengalaman untuk belajar namun kita diwajibkan mampu dan berpengalaman dalam menolong agar pertolongan kita tidak sia-sia. Bangun dan kuatkanlah negeri kita dulu dan setelah itu kita bisa mengirim kedamaian untuk para saudara kita yang tengah bertempur di negeri yang jauh disana. Hidup ini bukanlah masalah benar atau salah, tapi bijaksanalah dalam menangani berbagai persoalan yang menimpa. Karena kebenaran itu adalah relatif bagi setiap manusia.
    

Sabtu, 27 November 2010

Proposal LKM 2010 Geografi

Yang diganti hanya halaman rundown ma anggaran...
selebihnya sama..nuhun :)
1. Cover

2. Isi

Senin, 15 November 2010

Mengkritisi KTT Iklim di Cancun

     Saat ini permasalahan iklim tidak lagi menjadi masalah sebuah negara maju maupun negara berkembang, tapi juga sudah menjadi permasalahan dunia yang perlu diwaspadai bersama. Hal ini tercermin dari rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) iklim yang sudah banyak dilakukan negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa  (PBB). Tidak terkecuali dengan KTT PBB tentang Perubahan Iklim ke 16 yang akan diselenggarakan di Kota Cancun, Meksiko. KTT yang akan digelar pada 29 November 2010 ini merupakan KTT yang dilakukan setelah KTT Kopenhagen pada Desember 2009 lalu yang ternyata tidak menghasilkan kesepakatan global untuk menanggulangi masalah iklim.


    
    Bila diperhatikan secara seksama, ternyata setelah melakukan 15 kali konferensi, negara-negara PBB belum dapat mengambil kesepakatan bersama dalam menangani perubahan iklim dunia. Mungkin hal ini disebabkan karena belum adanya toleransi di dalam KTT tersebut. Seperti yang diketahui bersama, bahwa inti dari permasalahan iklim ini adalah polusi. Maka penyelesaiannya adalah mengurangi polusi atau bahkan menekannya hingga batas nol. Namun pengurangan polusi berarti pengurangan aktivitas produksi industri atau penggantian mesin-mesin produksi lama dengan yang baru dan ramah lingkungan. Hal ini menyebabkan negara-negara yang bergerak pada sektor industri harus rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mengurangi jumlah polusi. Sehingga mereka yang merasa mewakili negara-negara industri akan berfikir panjang untuk menyetujui kesepakatan KTT dan merelakan pendapatan negaranya berkurang darastis.
     Merupakan hal yang sangat logis jika mereka masih mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah pendapatannya. Namun perlu diperhatikan, justru bumi inilah yang menjadi satu-satunya sumber pendapatan manusia, bukan uang. Bagaimana pun canggihnya suatu teknologi atau mudahnya sistem perbankan tidak akan bisa melepaskan ketergantungan manusia dari alam. Sampai kapan pun manusia akan mencari makanan dari hasil pertanian maupun peternakan yang bersifat alami. Maka dari itu, tidaklah rugi jika manusia rela menukar segudang hartanya utnuk kepentingan bumi yang akan memberikannya kenyamanan hidup selama seribu tahun atau bahkan lebih.

Manusia vs Bumi
     Bumi yang bersifat dinamis ini memiliki kemampuan untuk terus menyeimbangkan dirinya sendiri. Jika keseimbangan yang sekarang sudah terganggu maka ia akan merubah keadaan dirinya untuk mendapatkan keseimbangan yang baru. Dan bisa jadi keseimbangannya yang baru itu memiliki karakteristik lingkungan ekstrim dimana manusia tidak dapat hidup didalamnya. Hakikatnya, ini bukanlah masalah tentang perubahan iklim, namun lebih tepatnya persaingan adaptasi antara manusia dan bumi. Siapa yang akan kalah terlebih dahulu maka dia yang akan musnah. Hanya saja perlu diingat bahwa bumi dapat terus ada tanpa manusia, sementara manusia tak akan pernah bisa hidup tanpa bumi.
     Lingkungan yang kini sudah menjadi bahan diskusi utama dalam setiap seminar maupun buku kelingkungan memang sudah memberikan teguran yang cukup keras kepada kita semua. Iklim dan cuaca yang sudah tidak menetu, banjir yang sudah menjadi kebiasaan saat hujan turun, dan bencana alam yang silih berganti menyapa kita merupakan serangkaian kecil teguran alam kepada manusia. Padahal, pangkal dari semua masalah ini hanyalah karena polusi yang sudah sangat melampaui  batas. Sikap acuh pemerintah dan sikap tidak mau diatur rakyat merupakan kombinasi jitu untuk merusak lingkungan ini secara efektif dan cepat. Entah sampai kapan proses ini terus berlanjut dan bukanlah hal yang mustahil jika keberadaan spesies homo sapiens akan hilang dari permukaan bumi karena keadaan iklim dan cuaca yang sudah tidak mendukung kehidupannya.
Begitu banyak kegiatan seminar, buku, diskusi terbuka, dan pemberitaan yang memperingatkan tentang perubahan iklim. Namun belum ada satu pun dari hal-hal tersebut yang mampu merubah keadaan. Sepertinya kita memang lebih suka untuk berbicara daripada mendengarkan. Sehingga orientasi kita hanyalah sebatas wacana dan mencela, bukan pada tindakan yang jelas lebih menjanjikan perubahan.

Ketegasan
     Ketegasan pemerintah merupakan hal yang  sangat dibutuhkan saat ini. Karena hanya pemerintah yang dapat memimpin dan menyatukan pikiran rakyatnya. Jika dilihat sekilas saja, sebenarnya banyak sekali ketegasan yang belum dilakukan pemerintah untuk meluruskan rakyatnya. Mulai dari hal yang besar seperti ketegasan pembuangan limbah industri sampai hal yang kecil seperti ketegasan penertiban kendaraan bermotor yang menyebabkan kemacetan setiap hari. Jangan sampai hal ini dibiarkan terus meradang dan akhirnya bencana yang berkepanjangan melanda rakyat Indonesia. Semoga Tuhan menjauhkan kita dari hal yang demikian.           

Minggu, 03 Oktober 2010

My first short story...

Transenden
Manusia dan segala dinamika kehidupannya senantiasa menyimpan rahasia dan kejutan yang menjadikan dunia ini terlihat sporadis. Manusia pun terus berjalan dan mencari hakikat dari tiap sesuatu, bahkan tidak jarang sebagian dari mereka berpikir, mengapa Tuhan membiarkan iblis hidup abadi sedangkan Dia menghendaki kebaikan? Banyak diantara mereka juga mencoba untuk bertindak seperti Tuhan, menentukan segala hal dengan pikiran mereka sendiri dan berbuat sesuka hati mereka yang menyebabkan banyak kerusakan di banyak tempat. Namun tak jarang juga sebagian diantara mereka ... read more

Supermassive Black Hole

      Mungkin istilah lubang hitam sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Masyarakat pada umumnya menganggap bahwa lubang hitam adalah suatu objek lubang yang dapat menyerap segala macam objek yang melintas didekatnya. Sebenarnya anggapan tersebut tidak seratus persen salah, karena yang sebenarnya bahwa lubang hitam adalah suatu bintang mati yang dihasilkan dari evolusi bintang, jadi bukan berupa lubang. Di awal kehidupan sebuah bintang ia akan terus mengembang dan menyusut seiring habisnya ‘bahan bakar’ yang ia punya untuk bersinar. Pada akhirnya ‘bahan bakar’ tersebut akan habis dan mengakibatkan ledakan besar yang disebut supernova. Hasil dari ledakan tersebut akan meninggalkan sebuah bintang mati yang disebut lubang hitam.

     Adapun yang dimaksud supermassive black hole (lubang hitam yang luar biasa padatnya)  adalah sebuah lubang hitam terbesar yang pernah ada  di alam semesta ini. Hingga kini para astronom pun beranggapan bahwa sebenarnya seluruh galaksi di alam semesta ini bergerak mengelilingi ‘si bintang padat’ ini. Karena gravitasi yang ditimblkannya diperkirakan dapat menjangkau hingga seluruh penjuru alam semesta.
Gambar di atas mennjukkan salah satu contoh dari lubang hitam. Bisa diperhatikan bahwa cahaya disekitarnya terlihat bias membentuk suatu lapisan pelindung yang disebut horizon. Gaya gravitasi yang besar disebabklan oleh densitas atau massa jenisnya yang begitu rapat. Sehingga setiap objek yang mendekatinya akan tersedot dan tidak akan bisa keluar lagi termasuk cahaya. Hal ini dibuktikan dari warnanya yang senantiasa hitam kelam dan tidak menunjukkan satu pun tanda adanya pantulan.
     Kajian lubang hitam akan dibahas secara sekilas dalam disiplin ilmu kosmografi dan mendalam dalam astronomi. Untuk lebih mendalaminya, Anda bisa mengunjungi situs http://hubblesite.org/explore_astronomy/black_holes/modules.html.

Senin, 30 Agustus 2010

Nuzulul Quran, Refleksi Akhlak Rasulullah

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah : 185)

      Tidak terasa kini umat Islam telah memasuki telah memasuki hari ke-17 bulan Ramadhan. Hari yang diyakini sebagai waktu turunnya Alquran yang sekarang sangat mudah untuk didapatkan lalu dibaca oleh para penganut agama Islam. Bahkan akhir-akhir ini Alquran digital pun rasanya sudah tidak menjadi hal yang asing lagi bagi umat Islam Indonesia. Karena sudah banyak merek telepon genggam yang sudah menawarkan fasilitas semacam ini. Sehingga sudah tidak perlu lagi dipermasalahkan mengenai ukuran dan bobot fisik dari Alquran itu sendiri karena kini Alquran sudah dapat dibawa dengan mudah hanya dalam satu genggaman tangan dan dibuka dengan sentuhan jari.    
     Selain kemudahan, Alquran yang sekarang masih memiliki keaslian yang tetap terjaga seperti pada saat pertama kali diturunkan. Lebih jauh lagi, banyak para muslim tidak perlu lagi khawatir akan pembajakan Alquran karena sudah banyak para hafidz yang senantiasa menjadi salah satu perantara Allah SWT dalam menjaga keaslian Alquran. Dengan demikian, barbagai kemudahan dan jaminan keaslian yang ada, umat Islam seharusnya bisa mengoptimalkan keadaan ini dengan senantiasa membaca Alquran dan mengamalkannya.
       Semua kemudahan yang sekarang dirasakan tentunya tidak terlepas dari peran seorang manusia yang setia membawa risalah dari Allah SWT dan menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, Rasulullah SAW. Seorang laki-laki pilihan Allah yang berakhlak paling mulia, ibadah yang paling sempurna, dan pemaaf yang paling baik diantara semua manusia di dunia ini. Bukanlah sesuatu yang mudah untuk menerima wahyu dan menyampaikannya hingga wahyu tersebut sampai kepada kita yang berbeda masa dengan beliau. Banyak hambatan dan ujian yang beliau hadapi dalam proses dakwah ini. Mulai dari penghinaan, pengucilan, sampai ancaman pembunuhan yang datang dari pamannya sendiri. Namun Rasulullah SAW tidak menyelesaikan semua masalah ini dengan amarah dan balas dendam. Justru pintu maaf yang amat lebar beliau sediakan untuk orang-orang yang telah mencelakainya.
    Sayangnya contoh yang telah beliau tunjukkan kepada kita selaku umatnya belum dapat kita ikuti dengan cukup baik. Hal tersebut berawal dari perubahan keadaan sosial yang kini sudah tidak lagi bernuansa ketimuran. Bahkan dalam acara reality show di beberapa stasiun televisi swasta menayangkan beberapa masalah yang selalu dihadapi oleh masyarakat dengan amarah. Begitu juga yang terjadi di masyarakat yang sebenarnya. Bangsa Indonesia ini sepertinya telah terwarnai oleh faham liberalisme yang menjadikan kita lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Selain itu, tidak kalah pula dengan budaya mengeluh yang ada di negara Indonesia ini. Yang senantiasa berkomentar tanpa mengambil tindakan yang pasti untuk memperbaiki suatu kerusakan. Sehingga tidaklah heran jika ada sebuah pepatah yang mengatakan, “Kemerdekaan itu diperjuangkan oleh orang-orang ikhlas, dimenangkan oleh orang-orang berani, namun dinikmati oleh para pengecut.”
    Bangsa yang sudah merdeka ini tidak seharusnya bercerai-berai dan gemar mengkritik tanpa memberikan solusi. Ada kalanya bila rakyat menginginkan perubahan mereka harus mempercayai pemimpinnya secara utuh. Begitu pula dengan para pemimpin yang tidak boleh diam saja menerima kepercayaan rakyatnya. Jangan hanya karena segelintir pejabat yang melakukan korupsi rakyat menyebut pemerintahan saat ini sangat korup. Masyarakat mengatakan bahwa hidup di zaman ini sangat sulit namun entah mengapa kendaraan bermotor terus saja bertambah dan pusat perbelanjaan pun semakin ramai. Tidak terkecuali dengan para pejabat dan politikus yang kini sedang berebut image ‘bersih’ di mata masyarakat dengan saling merendahkan satu sama lain. Entah virus apa yang telah menjangkiti orang-orang di negeri ini sehingga Negara Indonesia yang damai, adil, makmur, dan sejahtera sepertinya sangat tidak mungkin untuk dicapai.
    Ramadhan khususnya hari ke-17 kali ini yang bertepatan dengan Nuzulul Quran seyogyanya menjadi saat yang tepat untuk bercermin kepada akhlak Rasulullah SAW. Bagaimana beliau menerima wahyu itu sendiri lalu bersedih dalam kesunyian karena orang-orang disekitarnya tidak ada yang mau mendengar seruannya. Padahal hal yang beliau lakukan semata-mata untuk memperingatkan dan memberi kabar gembira bagi orang-orang yang mengikuti seruannya. Bahkan yang senantiasa ia tangisi bukanlah keselamatannya melainkan keselamatan umatnya yaitu kita. Sikap peduli dan simpati menjadikan beliau dapat merasakan dan memahami kesulitan dari para sahabat dan orang-orang disekitarnya. Ditambah lagi dengan sifat pemurah beliau yang senantiasa memaafkan dan tidak pernah merendahkan orang lain sehingga Rasulullah mendapat gelar orang paling berpengaruh diantara 100 orang paling berpengaruh di dunia. Lalu, apa lagi yang diragukan untuk mencontoh perbuatan Rasulullah setelah ada bukti yang begitu jelasnya?


    Semoga Ramadhan kali ini bisa menjadi awal dari perubahan yang baik bagi bangsa ini. Puasa yang dilakukan saat ini hendaknya dapat ditransformasikan menjadi kebiasaan menahan diri yang kuat ke dalam kehidupan sehari-hari di bulan selain Ramadhan. Karena manusia yang paling kuat adalah manusia yang dapat menahan amarahnya dan mengendalikan setiap perilakunya. Dengan pribadi yang dapat saling mendengar dan saling memahami tentunya kita dapat memulai segala sesuatunya dari awal dan menciptakan suatu situasi dan kondisi yang diidam-idamkan bersama.   









Rabu, 18 Agustus 2010

Potensi Angin Tanpa Batas di Pantai Selatan Garut

     Dalam Geografi dikenal dengan adanya konsep distribusi , yaitu konsep yang menjelaskan bahwa Geografi mempelajari fenomena geosfer (permukaan bumi) yang tersebar di seluruh permukaan bumi dan semua fenomena tersebut ternyata tidak ada yang identik sama. Begitu pula yang ada di Indonesia yang dimana seluruh fenomena alamnya memiliki ciri khas tersendiri. Tentunya ciri khas tersebut bisa mendatangkan manfaat jika pengelolaannya dilakukan dengan baik. Salah satu ciri khas dari fenomena-fenomena tersebut ada di daerah sekitar pantai selatan Garut, tepatnya di Pantai Sayang Heulang Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut.Padahal secara fisik bentukan dari pantai ini tidak berbeda dengan bentukan pantai pada umumnya. Hanya saja karena kondisi dan letak geografisnya yang unik menjadikan pantai ini bisa menjadi salah satu sumber penghidupan bagi warga di sekitarnya.
    Secara asatronomis Pantai Sayang Heulang terletak di sekitar  07039’49,9”LS dan 107042’14,6”BB. Sedangkan secara geografis daerah ini terletak di bagian selatan Pulau Jawa yang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia. Daerah Pantai Sayang Heulang memiliki bentuk pantai yang landai dan ditumbuhi oleh berbagai vegetasi  sekitar 250 meter dari garis pantai. Tak jauh dari garis pantai tersebut, sekitar 1 km terdapat sebuah fenomena langka yang terjadi di daerah tropis seperti Indonesia, yaitu sand dune.
Sand dune arau gumuk pasir merupakan gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin. Dari fenomena inilah dapat dilihat bahwa Pantai Sayang Heulang memiliki karakteristik angin yang bertiup secara konstan dan dengan kelajuan yang cukup tinggi pula. Karena gumuk pasir setinggi 46 mdpl ini tak akan terbentuk jika “perantara pembawa” pasirnya tidak menunjang.  Karena proses pembentukkan gumuk pasir ini sama sekali tidak melibatkan fluida jenis lain kecuali angin. Angin yang bertiup dari arah laut menuju daratan membawa material-material pasir hasil sedimentasi baik dari laut maupun hulu sungai. Sehingga material-material pasir tersebut berkumpul di suatu tempat yang cukup jauh dari pengaruh pasang-surut air laut. Lebih jauh lagi, proses ini terus berlanjut hingga ribuan hingga puluhan ribu lamanya sehingga menjadi gumuk pasir yang sekarang. 
     Selain itu, daerah Pantai Sayang Heulang pun tercatat memiliki kecepatan angin dari perairan ke daratan sekitar 4,5 m/s atau sama dengan 16,2 km/jam yang diukur di garis pantai. Angin yang berderajat kecepatan 3 skala beaufort ini dapat disetarakan dengan angin yang dapat menggoyangkan dahan-dahan dan ranting-ranting kecil secara terus menerus. Ditambah lagi, dengan adanya gumuk pasir yang telah disebutkan menjadikan angin ini mendaki ke puncak dan bergabung dengan aliran udara diatasnya. Sehingga aliran udara yang dihasilkan bersifat streamline atau berbentuk garis arus yang searah dan beraturan. Adapun angin yang diatasnya itu adalah angin pasat. Angin pasat adalah aliran udara yang bergerak dari daerah berlintang sedang (300LS dan 300 LU) menuju daerah ekuator  (00)karena faktor panas yang diakibatkan oleh radiasi matahari. Angin ini bergerak dengan cakupan daerah yang luas dan bergerak pada ketinggian yang cukup tinggi pada bagian troposfer. Belum lagi ditambah dengan angin muson dan angin lokal yang juga bergabung pada bagian puncak gumuk pasir. Pada posisi ini tentunya angin yang bertiup akan memiliki kelajuan lebih dari 4,5 m/s. Disamping itu, setelah dilakukan survey ke tempat tersebut, ternyata angin yang berhembus pun hampir tidak berhenti selama kurang lebih 60 menit pada waktu sore hari. Ini menandakan bahwa berbagai macam aliran udara banyak yang terkumpul di daerah ini dan berhembus saling bergantian. Hasilnya angin yang sewaktu-waktu dapat berhenti dapat tertutupi oleh angin lain yang masih bertiup. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa daerah potensial yang nampaknya tertinggal ini bisa menjadi sumber energi listrik baru yang lebih bersih dan ekonomis atau potensi lainnya yang memanfaatkan proses angin. 




    Fenomena sand dune yang unik ini menjadi salah satu penunjang dalam proses pergerakan aliran udara di daerah Pantai Sayang Heulang, Kabupaten Garut
    
     Sebenarnya tidak hanya di Pantai Sayang Heulang saja, tapi fenomena seperti ini diperkirakan ada di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa yang tentunya memiliki kondisi  geografis yang mirip dengan Pantai Sayang Heulang. Belum lagi dengan pulau-pulau lain yang memiliki potensi angin  yang melebihi bayangan kita. Perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan negara dengan garis pantai yang terpanjang, yaitu sekitar 80.791,42km. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika tidak ada penelitian lebih lanjut tentang faktor pembentuk angin, berikut kelajuan dan aliran udaranya. Karena tidak mungkin pemerintah harus memasang Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) di sepanjang garis pantai Indonesia. Para ilmuwan dituntut untuk dapat memberikan rekomendasi di mana tempat-tempat yang paling memberikan keuntungan untuk dijadikan PLTA.
     Namun setiap usaha yang direncakan tentunya tidak pernah luput dari segala macam kendala. Angin yang bertiup dari perairan laut menuju daratan dapat mengikis logam yang menjadi salah satu bahan bangunan kincir angin karena ia bersifat korosif. Harus dilakukan peneltian bagaimana cara mengantisipasi kendala ini, baik dengan melakukan pelapisan pada setiap bagian bangunan kincir atau mengganti beberapa bagian yang rawan dengan plastik. Belum lagi dengan masalah anggaran negara yang belum tentu ada untuk proyek sebesar ini.
     Tapi bagaimana pun juga, ternyata pemerintah pun sudah melirik potensi ini dengan Kebijakan Energi Nasional yaitu dengan menargetkan 250 megawatt (MW) listrik yang akan dihasilkan dari energi angin. Itu artinya, jika satu rumah memiliki konsumsi listrik sebesar 450 W maka listrik sebesar ini dapat mengalirkan listrik ke sebanyak  kurang lebih 555.000 rumah. Dengan demikian, kita tinggal menunggu aksi dari pemerintah untuk mencapai Indonesia yang lebih baik dengan energi yang memadai untuk rakyatnya, semoga.

Selasa, 20 Juli 2010

“Harga Jual” yang Semakin Turun

     Reformasi yang seharusnya menjadi titik tolak dari perubahan yang signifikan bagi organisasi mahasiswa kelihatannya kini hanya menjadi angan-angan belaka. Pasalnya keberadaan organisasi mahasiswa nampaknya menjadi bidang yang kurang diminati oleh mahasiswa saat ini. Bahkan ormawa (organisasi mahasiswa) yang sekarang cenderung dijauhi karena kesannya yang kurang membantu dalam bidang akademis. Selain itu, pergerakan ormawa yang sekarang bisa dikatakan  stagnan atau tidak berkembang karena pada umumnya mereka hanya melakukan kegiatan rutin dengan niat “gugur kewajiban”,sehingga tidak heran jika program kerja yang telah dilakukan tidak memberikan hasil yang diharapkan.

    Sekelumit masalah tadi seharusnya menjadi bahan pemikiran kita selaku mahasiswa yang masih peduli akan peran pemuda dalam membangun negeri . Jika hal ini terus dibiarkan maka tidak akan mustahil jika suatu saat gerakan pemuda yang dimulai sejak berdirinya organisasi Budi Utomo hingga sekarang akan terhenti dan diambil alih 100% oleh pemerintah yang terkadang tidak memihak pada mahasiswa.  Dari sinilah pentingnya untuk menaikkan “harga jual” agar keberadaan ormawa tidak terancam punah.

    Ada beberapa hal yang harus ditingkatkan dalam peningkatan kualitas ormawa. Sebenarnya ini merupakan teori lama, namun ada baiknya jika permasalahan ormawa diselidiki dari sisi ini. Adalah 3M yaitu man, money,dan  machine yang menjadi tiga  unsur penyusun dari suatu organisasi.  Dimana man  adalah manusia yang menggerakkan ormawa, money adalah dana untuk menghidupi ormawa, dan machine adalah system yang menjadikan setiap elemen dalam ormawa menjadi sinergis.

    Dengan mengoptimalkan tiga unsur ini secara tepat efektif maka bisa diperkirakan bahwa organisasi mahasiswa akan memiliki “harga jual” yang semakin tinggi.

Merancang Peradaban Islam Akhir Zaman

     Di era globalisasi yang mutakhir ini, banyak orang berlomba untuk menjadi yang terbaik dengan tujuan untuk merubah dunia menjadi yang diinginkannya yang disebut dengan peradaban baru. Sekilas, mungkin hal ini baik untuk dilakukan mengingat sudah sifat dasar manusia untuk berkompetisi dan berkreasi. Namun jika diperhatikan lagi, maka kita akan mendapatkan suatu kompetisi yang memperebutkan kekuasaan dengan menggungakan amunisi yang disebut peradaban. Memang sudah banyak orang sadar akan hal ini, namun tidak sedikit orang yang sadar membiarkan dirinya terbawa oleh pemikiran orang lain. Jika hal ini terus berlanjut terjadi pada diri kita, maka tidak mustahil bagi mereka untuk membuat kita menerima paham mereka sekalipun paham mereka bertentangan dengan paham kita. Jadi apakah kita, muslim Indonesia, akan membiarkan hal ini terus berlanjut? Apakah kita akan terbawa peradaban asing atau justru membangun peradaban sendiri?
read more...

My Firtst Post in High School.

Komunikasi di Mataku.
     Berbicara masalah produk telekomunikasi, memang tidak akan pernah habis apalagi jika kita lihat dari segi persepsi remaja. Pada tulisan ini, penulis hanya akan mengutarakan persepsinya sendiri akan produk-produk telekomunikasi yang ada di Indonesia.
read more...

New Post!!! Geografi vs Radikalisme+Terorisme

“Geography then deals with the real world, the world of which one learns best through one’s boots soles or bare feet, or by means of trains, vessel, motor cars, or aero planes and only make shift by description, pictorial or otherwise, but it do not end with a study of the externals thus presented. It deals with the reason why the material world – regarded as a whole and made up related part – has come to be what it is. This involves relations natural sciences. It deals with the way in which this material world has influenced man, and in turn has been modified, altered and adapted by human action.” (Council of Geographic Association, 1919) 
read more...

Jumat, 25 Juni 2010

Pantai Ancol : Antara Perikanan dan Pariwisata

     Indonesia merupakan negara 17.000 pulau dengan luas daratan yang lebih kecil daripada luas lautan tentunya menyimpan potensi perikanan yang cukup besar. Terlebih lagi pada bagian lautan yang berbatasan dengan daratan memiliki potensi perikanan yang lebih menjanjikan. Sekalipun daerah ini hanya sekitar 8% dari luas seluruh lautan, tetapi hampir seluruh produksi ikan di seluruh dunia berasal dari daerah dangkal (continental shelf). Daerah dangkal itu pun terdiri dari daerah upwelling dimana seluruh nutrisi dari dasar laut terangkat ke permukaan sehingga daerah uwelling menyumbang sekitar 25% produksi ikan yang dikonsumsi manusia. Selain itu, kelebihan dari daerah dangkal adalah cahaya matahari masih dapat diterima hingga ke dasar, sehingga keanekaragaman hayati cenderung beranekaragam.

     Diperkirakan bahwa 67% protein hewani yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia berasal dari ikan (Hutabarat, 2006 : 13). Ini berarti setiap orang mengonsumsi sekitar 11,7 kg pertahun. Dari sinilah arti penting keberadaan pantai dan pesisir serta laut dangkal menjadi penting bagi rakyat Indonesia. Manajemen sumber daya perlu dilakukan termasuk konservasi daerah ini untuk mencegah kerusakan ekosistem. Meskipun sumber daya perikanan merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui, namun usaha untuk menjaganya tetap harus dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga persediaan ikan habis karena over-fishing. Akibatnya, para nelayan hanya mendapat ikan-ikan yang berukuran kecil dan memerlukan usaha lebih untuk mendapat okan yang berukuran lebih besar.

      Pada daerah pantai Ancol pun memliki karakteristik demikian. Sekalipun daerah ini merupakan kawasan pariwisata, tetapi bukan berarti potensi perikanannya bisa diabaikan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di daerah pantai Ancol sebagai kawasan wisata antara lain pencemaran. Pencemaran yang terjadi di daerah ini tidak hanya dilakukan oleh para pengunjung yang membuang sampah sembarangan.

Gambar 1
Sampah yang mencemari Pantai Ancol berasal dari para wisatawan

     Tetapi juga oleh pabrik-pabrik di sekitar pantai yang menurut salah satu narasumber membuang hasil sisa produksinya ke laut. Semula, mungkin para pengelola pabrik mengira bahwa limbah yang mereka buang tidak akan merusak ekosistem alam. Namun, karena semakin banyaknya limbah yang bertumpuk maka ekosistem laut akhirnya terganggu juga. Alhasil keadaan Ancol yang sekarang tertata dengan baik memiliki air laut yang berwarna hitam. Air hitam tersebut bisa jadi merupakan akibat dari berbagai macam bahan pencemar seperti minyak, logam berat, dan lain-lain.

 Gambar 2
Ikan sembilang dan ikan kerapu yang ada di Pantai Ancol
 
 
      Pencemaran minyak dapat mempunyai pengaruh yang luas terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah. Minyak yang mengapung terutama sekali amat berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenag di atas permukaan air. Minyak ini akan mengotori bulu-bulu mereka sehingga mereka akan sulit bergerak. Lalu mereka akan membersihkan diri mereka dengan menjilati tubuhnya. Akhirnya mereka pun akan mati karena meminum minyak dalam jumlah yang tidak sedikit.

 
Gambar 3
Warna air laut di Pantai Ancol yang hitam akibat pencemaran dari limbah industri

     Tidak jauh berbeda dari minyak, logam berat merupakan salah satu bahan pencemar yang cukup berbahaya. Saat logam berat mulai mencemari air laut, maka secara otomatis ikan dan organisme lainnya termasuki oleh logam berat. Lama keamaan logam berat ini akan bertumpuk di dalam tubuh ikan. Selanjutnya ikan-ikan tersebut akan dikonsumsi oleh manusia. Walaupun kandungan logam berat dalam tubuh ikan sangat sedikit, resiko terjadinya keracunan tetap tinggi. Dalam jumlah yang tinggi kandungan logam berat dalam tubuh dapat menyebabkan kematian.
     Hasil dari identifikasi sumberdaya alam Pantai Ancol adalah Pantai Ancol memiliki luas lahan 20,9 ha, dan sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah di Pantai Timur. Daya dukung kawasan wisata Pantai Ancol dengan konsep pengembangan wisata adalah 251.999 pengunjung dan 125 kapal, sedangkan daya dukung kawasan wisata Pantai Ancol dengan konsep pengembangan ekowisata adalah 108.521 pengunjung dan 50 kapal. Nilai indeks kesesuaian lahan untuk wisata Pantai Ancol masuk kedalam kategori sangat sesuai (S1), yaitu tidak ada faktor pembatas yang cukup serius untuk menjadikan kawasan wisata pantai. Nilai
indeks kesesuaian lahan Pantai Marina Ancol adalah sesuai (S2) untuk kategori pelabuhan kapal, artinya Pantai Marina Ancol masih bisa dipergunakan untuk pelabuhan kapal.
     Itulah sebagian hal-hal yang harus diwaspadai agar pantai Ancol tidal lebih tercemar dari keadaan sekarang. Karena sekalipun potensi perikanan di pantai Ancol tidak terlalu besar bukan berarti tidak perlu dijaga. Bagaimana pun juga sudah menjadi tugas manusia untuk menjaga dan melestarikan kehidupan alam guna mewariskannya untuk para penerus yang akan datang.



 

Selasa, 15 Juni 2010

Informasi Semester Padat Jurusan Pendidikan Geografi 2009/2010

Agenda :
  1. Pengambilan FRS tanggal 24 Juni 2010 - 7 Juli 2010 di BAAK (diambil oleh individu).
  2. Pembayaran biaya SP tanggal 8 Juni 2010 - 14 Juli 2010 sebesar Rp 35.000,- / sks. Uang ditransfer ke Rekening 0022510325 a.n. UPI PT BHMN di setiap cabang BNI di mana pun. (Simpan tanda pembayaran sebagai bukti). 
  3. Untuk pengumpulan FRS dan bukti pembayaran silahkan cari info di jurusan.
  4. Perkuliahan dimulai tanggal 15 Juli 2010 - 20 Agustus 2010 
Mata kuliah yang ditawarkan :

1. Geografi Ekonomi (GG 410)
  • Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS (0369)
  •  Bagja Waluya, S.Pd (2163)
2. Pengantar Geografi Regional (GG 400)
  • Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd (0927)
  • Dr. Asep Mulyadi, M.Pd (1393)
3. Antropologi
  • Prof. Dr. Gurniwan KP, M.Si (0971)
  • Drs. Wahyu Eridiana, M.Si (0644)
4. Geografi Penduduk
  • Drs. Mamat ruhimat, M.Pd (0658)
  •  Drs. Wahyu Eridiana, M.Si (0644)
     Silahkan konfirmasikan terlebih dahulu info di atas ke Jurusan Pendidikan Geografi. Bila ada yang ingin ditanyakan hubungi 085721236846. Insya Allah kalau telepon saya angkat kalau sms saya balas (kalau ada pulsa).

Menebak “Jalan Pikiran” SNMPTN

     Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau yang dikenal SNMPTN merupakan salah satu hajat besar dunia pendidikan Indonesia dalam rangka membangun kualitas anak bangsa dengan cara menyeleksi para calon mahasiswa yang ingin masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Sekilas, SNMPTN ini dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai suatu awal dari suatu proses menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Akibatnya, tidak jarang karena pemahaman ini banyak siswa SMA atau sederajat yang duduk pada tingkat akhir meningkatkan frekuensi belajarnya saat mendekati pelaksanaan ujian ini. Padahal hakikatnya, SNMPTN adalah suatu alat evaluasi hasil belajar yang dilakukan selama tiga tahun di bangku SMA atau sederajat untuk menguji kelayakan apakah peserta ujian akan mampu menempuh pendidikan selama di PTN yang dituju dengan baik. Singkatnya, SNMPTN akan sulit dilalui oleh siswa yang semangat belajarnya hanya sesaat! Namun bukan berarti pernyataan tadi mutlak adanya. Karena bagaimana pun juga SNMPTN menggunakan alat evaluasi berupa soal pilihan ganda yang tentu saja tidak akan terlepas dari faktor keberuntungan. Artinya, bisa saja seorang siswa yang tidak terlalu pandai bisa lolos dalam ujian SNMPTN.
   
     Pada dasarnya ujian SNMPTN merupakan salah satu jenis evaluasi objektif, yaitu tes yang jawabannya dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang ditentukan sebelumanya (Syah, 2008 : 146). Salah satu bentuk dari tes ini tentunya adalah soal pilihan ganda yang mendominasi lembar ujian SNMPTN. Adapun tipe soal lainnya adalah soal benar-salah yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi soal sebab-akibat dan soal mencocokan yang dikemas dalam tampilan pilihan ganda. Sehingga secara sekilas orang awam akan melihat bahwa soal SNMPTN adalah 100% soal pilihan ganda yang sebenarnya bukan. Ditambah lagi dengan sistem penilaian minus satu untuk jawaban salah membuat ujian ini lebih sulit untuk dilalui dengan nilai yang besar. Walaupun demikian, bukan berarti peserta yang kurang pandai mutlak tidak akan lolos dalam ujian SNMPTN. Karena disamping kesulitannya, ujian SNMPTN pun memiliki keringanan dalam masalah penilaian yang tidak mengenal passing grade dan sekali lagi, harus dilihat bahwa keberuntungan masih bisa menjadi faktor penentu kelulusan.

Konsisten   
    Seperti yang telah diketahui bersama bahwa ujianh SNMPTN dibagi ke dalam dua jenis tes tertulis, yaitu Tes Potensi Akademik (TPA) dan Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP) yang terdiri dari mata pelajaran yang diujikan saat UN. Tentunya semua jenis tes tersebut memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi siswa SMA pada umumnya. Sehingga sangat sulit bagi peserta untuk mendapatkan nilai yang tinggi untuk semua jenis tes. Tapi inilah yang diinginkan oleh PTN panitia penyelenggara ujian. Karena dengan begitu, potensi peserta ujian akan semakin terlihat pada satu mata pelajaran, entah itu fisika, biologi, geografi, dan lain sebagainya. Selain itu, sangat kecil sekali kemungkinannya mendapatkan peserta yang berbakat dan menonjol di semua mata pelajaran. Bermula dari anggapan inilah seorang peserta ujian harus konsisten dalam pilihan jurusan dan pengerjaan soal. Konsisten dalam hal ini adalah mengerjakan soal dengan maksimal pada mata pelajaran tertentu yang serumpun dengan jurusan yang telah dipilih di suatu PTN. Misalnya jika seorang peserta memilih jurusan Fisika maka ia harus menonjolkan mata pelajaran Fisikanya. Begitu juga dengan TPA, ia harus menonjolkan kemampuannya pada tes kemampuan angka dan penalaran ruang. Mengapa harus demikian? Bukankah bobot untuk setiap mata pelajaran adalah sama? Memang benar bobot untuk setiap mata pelajaran adalah sama. Namun tentunya setiap PTN ingin mendapatkan mahasiswa baru yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya. Selain itu, dengan adanya TPA semakin memperjelas tingkat kecocokan bakat dan potensi peserta terhadap jurusan yang dipilihnya. Pasalnya setiap bagian tes pada TPA memiliki karakter yang mewakili kemampuan yang dibutuhkan untuk setiap jurusan. Sehingga bisa diperkirakan bahwa penilaian khusus akan diberlakukan pada setiap bagian dari TPA ini.

Penilaian
     Selain hal yang disebutkan di atas, masih ada satu hal lagi yang harus dicermati dalam seleksi ini, yaitu pengolahan nilai. Hingga saat ini panitia penyelenggara masih tertutup akan proses pengolahan nilai termasuk hasilnya kepada para peserta. Bisa jadi sistem penilaian yang digunakan adalah sistem penilaian yang tidak dikenal masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain, kemungkinan teknik yang digunakan adalah teknik statistik yang cukup rumit yang akan mengarahkan kepada tingkat kecocokan potensi tiap peserta dengan pilihan jurusannya. Selain itu, telah disebutkan bahwa SNMPTN tidak mengenal passing grade yang menjadikan seribu satu kemungkinan untuk diterima di PTN. Seorang peserta yang mendapatkan nilai 10% dari nilai total bisa saja diterima di PTN terkemuka jika daya tampung PTN tersebut belum terpenuhi. Artinya, jika nilai yang didapatkan kecil, ia tetap berkemungkinan diterma asalkan peserta yang lain mendapat nilai yang lebih kecil. Mungkin inilah alasan mengapa panitia penyelenggara SNMPTN memilih untuk merahasiakan proses pengolahan nilai beserta hasilnya. Karena disamping menjaga ketertiban, panitia pun mencari peserta yang berkompeten di bidangnya. Maka bisa diperhitungkan jika ada dua peserta yang nilai totalnya sama denga pilihan yang sama, namun salah satunya memiliki kecocokan yang cukup tinggi maka peserta tersebut akan lebih dipilih untuk diloloskan.
    Intinya, dalam pengerjaan soal-soal SNMPTN dibutuhkan suatu keyakinan dari seorang peserta bahwa bakatnya cocok dengan jurusan yang telah dipilihnya. Tanpa mengesampingkan mata pelajaran yang lain, ia harus maksimalkan mata pelajaran yang satu rumpun dengan tujuannya. Namun pada akhirnya semua perkiraan ini tentunya tidak akan bekerja tanpa disertai dengan usaha yang keras dan izin dari Yang Maha Kuasa. Mudah-mudah peserta SNMPTN yang diterima pada tahun ini merupakan generasi penerus bangsa yang benar-benar berkompeten di bidangnya dan sanggup menghadapi tantangan zaman dengan bernafaskan nilai-nilai Pancasila.

Komparasi Nilai antara UN dan SNMPTN

     Sebenarnya banyak sekali pelajaran-pelajaran yang bisa kita ambil jika memperhatikan nilai-nilai antara dua hajat besar dunia pendidikan, yaitu Ujian Nasional (UN) dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Dua kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun khusus bagi siswa SMA yang akan lulus dan siswa SMA yang sudah lulus. Namun tidak bisa dipungkiri lagi, sekalipun keduanya memiliki tujuan yang searah dalam peningkatan kualitas pendidikan, keduanya memilki perbedaan yang sangat jauh jika dilihat dari respon yang ditunjukkan oleh masyarakat. Seperti yang telah diketahui pada umumnya, Ujian Nasional atau UN sangat ditentang mayoritas siswa SMA sedangkan SNMPTN mendapatkan tanggapan yang justru sebaliknya, yaitu dikejar dan diperebutkan oleh para siswa SMA. Padahal dilihat dari tingkat kesulitan soal, SNMPTN berada jauh di atas UN. Ditambah lagi peluang untuk lulus SNMPTN jauh lebih kecil daripada UN. Karena UN dapat meloloskan 100% pesertanya sedangkan SNMPTN tidak. Jadi apakah ada yang salah dengan SNMPTN? Atau apakah UN memang seharusnya ditiadakan?

Resiko

    Setiap perbuatan yang dilakukan tentunya mengandung berbagai resiko yang harus diterima. Inilah sebenarnya akar utama dari permasalahan ini. Resiko yang harus diterima oleh setiap siswa yang mengikuti UN sangat besar dan tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan. Bisa dibayangkan, usaha seorang siswa untuk mendapat peringkat pertama selama tiga tahun berturut-turut setiap semesternya menjadi tidak berarti sama sekali karena tidak lulus salah satu mata pelajaran dalam UN. Tentu saja siswa tersebut akan kecewa dan putus asa atau bahkan bersikap destruktif atas ekspresi dari kekecewaannya itu. Di sisi lain, sesosok makhluk yang bernama SNMPTN datang menjelma sebagai seorang “dewi keberuntungan” bagi para siswa SMA. Pasalnya, hanya dengan modal Rp 175.000,- seorang peserta SNMPTN mendapat kesempatan untuk bisa duduk di bangku kuliah PTN impiannya. Jika gagal, peserta tersebut tidak akan terlalu rugi, disamping rasa malu yang tidak terlalu besar, biaya yang telah dikeluarkan pun jauh lebih kecil dibanding mereka yang mengikuti seleksi jalur khusus.

    Dari penjelasan yang telah diuraikan, semakin jelas bahwa kedua jenis ujian ini memiliki karakter yang sangat berbeda. Jika dianalogikan, UN adalah seorang guru yang lebih senang menghukum muridnya untuk belajar lebih keras. Sedangkan SNMPTN diibaratkan sebagai seorang guru yang lebih cenderung untuk memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya untuk memotivasi muridnya belajar. Sehingga wajar saja tanggapan para siswa sangat buruk terhadap UN dan baik terhadap SNMPTN bahkan menjadikannya orientasi dalam belajar. 

    Seharusnya pemerintah khususnya  Kementerian Pendidikan Nasional lebih peka terhadap permasalahan ini. Tidaklah salah mengambil kebijakan untuk menetapkan adanya ujian ulang bagi yang belum lulus. Namun alangkah lebih baik lagi jika prestasi siswa selama 3 tahun kebelakang diperhitungkan juga dalam kelulusan. Agar keringat yang telah mereka peras tidak hanya menjadi kenangan manis belaka. Setidaknya rancanglah sebuah sistem penilaian dimana nilai rapor bisa berpengaruh terhadap nilai ijazah. Sehingga para siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh sejak pertama masuk SMA.

Mental Kompetitor

    Selain resiko, masih ada akar permasalahan lain yang menjadi salah satu faktor utama, yaitu kesiapan mental. Sebaik apa pun sistem yang dibuat tak akan pernah baik jika objek yang dikenainya belum siap secara fisik maupun mental. Pada hakikatnya, SNMPTN dan UN memiliki sistem yang sama-sama baik dan seimbang. UN dengan resikonya yang tinggi memiliki kualifikasi yang rendah dan SNMPTN dengan “hadiah” yang menggiurkan dengan kualifikasi yang lebih tinggi. Hanya saja perlu diketahui, bahwa siswa kita belum siap untuk mengambil resiko yang begitu besar. Maka dari itu, proses kegiatan belajar mengajar (PBM) di kelas tidak hanya diarahkan kepada tujuan akademis, tapi juga diarahakan kepada tujuan psikis agar siswa menjadi pribadi yang tangguh dan berani mengambil resiko. Sehingga para siswa menganggap UN seperti menganggap SNMPTN, bukan sebagai kewajiban tapi sebagai pilihan yang harus dijalani sepenuh hati. Pada posisi inilah kehadiran seorang guru profesional dibutuhkan. Mengutip perkataan M.Sobry Sutikno dalam bukunya “Belajar dan Pembelajaran” dikatakan bahwa,” Motivasi merupakan kekuatan dahsyat yang dapat menuntun Anda menggapai sukses. Orang yang tidak memilki motivasi belajar dalam dirinya, maka hadirnya guru profesional (sebagai motivator dari luar) sangat diperlukan.“

    Oleh karena itu, kualifikasi guru sebagai pendidik sangat menentukan. Sekali lagi, ini adalah tugas pemerintah sebagai pemegang kewenangan dalam menyeleksi guru yang berkualitas. Pemerintah harus bisa membedakan antara guru yang hanya sekedar “7P” (Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan) dan guru yang serius menghayati profesinya sebagai ujung tombak pendidikan nasional. Karena guru bertanggung jawab melaksanakan kegiatan belajar yang baik. Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya. Dengan begitu, diharapkan tak aka nada lagi sikap “pilih kasih” siswa terhadap UN dan SNMPTN.

Perbaikan

    Ketimpangan respon terhadap UN dan SNMPTN seyogyanya menjadi bahan pembelajaran kita bersama. Ini bukan tentang pemerintah saja, tapi juga tentang orang tua, siswa, guru, dan setiap elemen pendidikan nasional untuk bersinergi membangun pendidikan nasional dari hal yang kecil. Karena langkah pertama mencapai keberhasilan adalah melakukan suatu pekerjaan kecil dengan sebaik-baiknya dengan cara yang benar, hingga keberhasilan dapat tercapai. Setelah itu lakukanlah pada hal-hal yang besar. Kesimpulannya, tidaklah sulit membuat seorang siswa untuk lulus UN dan SNMPTN, namun yang sulit adalah bagaimana membuat siswa tersebut sadar akan kebutuhan belajar dan menciptakan pribadi yang berani mengambil resiko dan resistan terhadap berbagai tingkatan kegagalan.

Rabu, 02 Juni 2010

Soal-soal kuis PPD

Bwt mahasiswa Geografi yang mw download soal kuis PPD silahkan klik link-link di bawah ini.
Mohon maaf apabila ada ketidaknyamanan atas penggunaan jasa kami. Silahkan laporkan melalui tag 'comment' dan insya Allah akan segera saya perbaiki.


Soal PPD Kelompok 2

Soal PPD Kelompok 3

Soal PPD Kelompok 4

Soal PPD Kelompok 6

Soal PPD Kelompok 7

Soal PPD Kelompok 9

Soal PPD Kelompok 12




Jumat, 21 Mei 2010

Menghindari Longsor dengan French Drain

     Seperti namanya, Bandung memiliki bentuk permukaan yang menyerupai cekungan. Sehingga jika kita perhatikan dengan saksama seakan-akan gunung-gunung di sekitar kota ini “ngabandungan” ke arah kita yang berada di tengah-tengah kota. Tentunya dari bentuk permukaan yang unik ini mendatangkan berbagai konsekuensi yang salah satunya adalah rentan terjadinya longsor. Karena Bandung adalah tempat yang bermorfologi berbukit dan bergunung, maka secara otomatis kemiringan dari bukit dan gunung tersebut akan menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya longsor seperti yang telah terjadi di Bandung bagian selatan beberapa waktu yang lalu.

     Longsor, merupakan salah satu bentuk dari aktivitas permukaan bumi yang disebut perpindahan massa atau mass wasting. Suatu perpindahan massa tentunya pastinya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain gravitasi, air, vegetasi, dan gempa bumi. Gravitasi merupakan faktor utama dalam proses perpindahan massa. Karenanya semua materi yang ada di bumi ini selalu bergerak secara alami ke arah pusat bumi. Sedangkan air dapat memicu suatu perpindahan massa jika kandungan air dalam tanah di suatu lereng cukup tinggi yang mengakibatkan tanah menjadi labil atau tidak seimbang. Tidak berbeda dengan vegetasi, semakin banyak vegetasi maka suatu lereng atau bukit akan semakin resistan terhadap longsor.
Terakhir adalah gempa bumi. Gempa bumi yang dimaksud adalah segala jenis goncangan yang diakibatkan baik oleh aktivitas tektonik, vulkanik, atau bahkan oleh aktivitas manusia seperti gempa bumi yang diakibatkan oleh ledakan bom.




Bahkan pada bukit yang bervegetasi pun kemungkinan longsor dapat terjadi, hal tersebut dapat disebabkan oleh kandungan air yang terdapat dapat tanah terlalu tinggi sehingga tidakmemungkinkan untuk vegetasi menyerap semuanya.

French Drain

    French Drain adalah suatu saluran air bawah tanah yang dikelilingi oleh kerikil dan berfungsi untuk mengalirkan air dari permukaan tanah ke sisi lain melalui celah-celah tanah. Material yang digunakan untuk saluran ini cukup unik, yaitu pipa berpori atau pipa yang telah diberi lubang untuk tempat masuk air dari tanah ke pipa. Cara kerja dari French Drain ini cukup sederhana, yaitu bekerja berdasarkan faktor air yang telah dijelaskan. Dengan mengalirkan air yang telah diserap oleh tanah di suatu lereng dan mengalirkannya keluar lapisan tanah dengan maksud untuk mengurangi kadar air dalam tanah. Dengan demikian peluang untuk terjadinya longsor dapat diminimalisir.

     Namun tidak sesederhana cara kerjanya, pemasangan French Drain justru cukup rumit dan membutuhkan banyak perhitungan yang akurat. Misalnya, pipa berpori yang digunakan harus memiliki diameter lubang yang tepat. Jika diameternya terlalu kecil, maka air akan sulit untuk masuk ke dalam pipa. Sebaliknya, jika diameternya terlalu besar maka akan terjadi clogging atau penyumbatan pada pipa karena butir tanah yang masuk ke dalam pipa. Jika terus dibiarkan maka akan mematiakn fungsi dari French Drain itu sendiri. Selain itu, susunan tanah dan batuan yang mengelilingi pipa pun harus diperhatikan. Pipa harus dikelilingi oleh batuan yang berukuran cukup besar seperti kerikil dan juga tidak boleh terlalu dekat dengan tanah yang mudah terlarut dalam air. Namun ukuran lubang atau pori yang tepat dan susunan batu dan tanah yang sesuai belum dapat mengantisipasi sepenuhnya masalah penyumbatan. Akhirnya para ilmuwan pun telah menemukan solusi atas permasalahan tersebut, yaitu suatu serat yang disebut geotekstil. Geotekstil adalah suatu serat kain yang berfungsi untuk menyaring atau memisahkan suatu butir tanah halus seperti lumpur dari pelarutnya. Serat kain ini biasanya terbuat dari propilena atau polyester. Sistem French Drain yang modern telah tersusun oleh pipa berpori dengan ukuran lubang sekitar 2 inchi atau 5,08 cm, batu kerikil, dan geotekstil. Maksud dari geoteksil adalah mencegah masuknya butir halus tanah seperti lumpur ke daerah penyerapan air sekitar pipa.

Perawatan

    Sebuah sistem French Drain yang modern memilki daya tahan hingga 10 tahun tanpa perawatan khusus. Sekalipun sudah dirancang sedemikian rupa untuk mencegah penyumbatan, sistem ini masih dibatasi oleh masalah sedimentasi atau pengendapan. Masalahnya, setiap air yang masuk ke dalam pipa tentunya membawa muatan-muatan yang akan mengendap jika dibiarkan terus berada di dalam pipa. Sehingga sangat dianjurkan sekali dalam pemasangan French Drain juga disertakan sebuah pompa air untuk membersihkan saluran pipa dan menambah usia pakai dari sistem ini. Jika suatu saat pipa sulit untuk mengalirkan air maka pompa dapat membersihkannya dengan mengalirkan air melewatinya. Dengan demikian, French Drain bias bekerja optimal seperti baru kembali.  

Senin, 17 Mei 2010

Try to Reach Something Great



One day, I will be a coolest man as him!!
Hehe..

Selasa, 11 Mei 2010

Teknologi Rekayasa Peta

     Seperti yang kita tahu, suatu perusahaan domain internet yaitu Google telah lama mengeluarkan produk perangkat lunak pemetaannya yang dikenal dengan nama Google Earth dan Google Maps. Perangkat lunak ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan peta biasa, selain lebih aktual dan sesuai dengan lapangan,peta yang dihasilkan pun tidak memiliki kekurangan dalam hal detail. Karena setiap pembesaran yang dilakukan tidak akan mengurangi kedetailan dan justru malah bertambah hingga objek seperti rumah pun dapat ditampilkan. Alhasil perangkat ini pun jadi salah satu incaran para pembuat peta untuk dijadikan acuan. Namun yang harus diketahui,setelah Google sukses dengan pemetaan daratan dari kutub utara hingga kutub selatan,kini mereka tengah merampungkan pekerjaannya untuk memetakan seluruh laut dan samudra di bumi. Sehingga tidak mustahil rasanya jika mereka telah merilis ‘master piece’-nya tersebut, mereka akan melanjutkannya dengan memetakan susunan tanah dan batuan di seluruh dunia.



     Selain Google,ada lagi sebuah domain internet yang bernama WolframAlpha. Domain ini merupakan sebuah mesin analisa berpengetahuan segala bidang ilmu termasuk geografi di dalamnya. Jika pada kotak pencariannya kita masukkan kata kunci “Bandung” maka ia akan menampilakan peta buta Bandung beserta beberapa keterangan tambahan seperti suhu, waktu,koordinat, populasi, dan banyak lagi informasi tentang kegeografian. Tapi tidak hanya sampai disitu, ia pun akan menampilkan alternative pencaria yaitu “Ban Dung” yang berada di Thailand. Dari kelengkapan fitur seperti itu,sudah dapat dipastikan bahwa ia sudah memetakan seluruh daratan di dunia. Jika Anda belum pernah mencoba domain ini,silahkan kunjungi http//: www.wolframalpha.com untuk menguji kepiawaiannya dalam wawasan peta.


     Tidak hanya sampai disitu, masih ada lagi sebuah mesih pemetaan yang berbentuk perangkat keras. Adalah Mio Moov V780, GPS multi fungsi yang bisa melakukan banyak hal. Selain menunjukkan jalan dan lokasi, GPS ini pun dilengkapi dengan televise digital, akses YouTube, dan bahkan Wireless internet. Dengan spesifikasi prosesor 600 MHz, memory sampai 8 GB, dan 6,95” LCD touch screen menjadikan GPS ini bisa melakukan lebih dari GPS pada umumnya. Sehingga bisa dibayangkan bahwa suatu saat peta standar berukuran hingga A0 yang ada tidak akan digunakan lagi.

Sabtu, 08 Mei 2010

A Tale Of Our Times

Uncle Pat
In 1975
Discovered the secret of growing younger
In 1950 he got frightened he would dissapear althogether
So he strarted growing older again

From 1930 till 1950 there was Uncle Pat
After 1975 there was Uncle Pat
From1950 to 1975 there was Uncle Pat
AND
Uncle Pat growing younger - who was called AntiPat because of his unusual behaviour
AND
Uncle Pat growing older the second time



     Some people reckoned that in 1950 AntiPat and Uncle Pat II suddenly appeared from nowhere and that in 1975 Uncle Pat I and AntiPat annihilated each other, leaving Uncle Pat II to grow old alone.
     Which was very involved theory to explain something really quite simple.

Senin, 03 Mei 2010

Kecelakaan Bobotoh Persib

     Peristiwa kecelakaan kereta api yang menimpa beberapa supporter Persib yang dikenal dengan 'bobotoh' dianggap tidak mengejutkan bagi sebagian masyarakat khususnya Kota Bandung dan sekitarnya. Pasalnya, kecelakaan yang disebabkan karena 'kebandelan' para bobotoh yang telah berlangsung cukup lama dan sepertinya memang sudah menjadi budaya. Siapa pun pasti tidak heran dengan peristiwa ini jika mereka tahu bahwa setiap pertandingan mereka naik ke atap kereta secara berbondong-bondong. Pihak dari PT. KA pun sudak memberikan peringatan akan bahaya dari perbuatan ini. Namun tetap saja para bobotoh mengabaikan peringatan ini dengan slogan "Hidup dan matiku untuk Persib".
     Sebenarnya, kekacauan yang mereka timbulkan bukan hanya saat ini, tapi sudah sejak lama. Tidak hanya pelanggaran di stasiun KA, namun juga di jalan raya dan lingkungan sekitar perjalanan mereka dan stadion di mana Persib bermain. Karena yang saya tahu pada saat pertandingan, para bobotoh senantiasa "melaris maniskan" barang-barang yang dijual di warung-warung sekitar stadion. Setelah habis salah satu dari mereka hanya membayar Rp 1000 untuk semua makanan dan minuman yang diambil dan sisanya mereka pergi dan hanya mengucapkan "nuhun".
     Seharusnya ini menjadi evaluasi bagi para bobotoh untuk memperbaiki perilaku buruknya, karena bagaimana pun mereka pun adalah bagian dari masyarakat yang harus menuruti aturan yang berlaku di masyarakat. Para Persib pun pastinya akan berfikir, "Terima kasih atas dukungannya, namun kami lebih berterima kasih jika Anda semua tidak mendukung kami. Mengingat semua dukungan Anda telah membuat banyak kerusakan yang mengatasnamakan tim kami."
     Sebelumnya, saya pribadi meminta maaf kepada para bobotoh atas ketidaksopanan dan kelancangan dalam penulisan artikel ini. Namun di sisi lain saya merasa berkewajiban untuk memberikan kritik membangun demi kemajuan persepakbolaan Indonesia agar kita tidak selalu menjadi cibiran orang lain. Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini bisa mengetuk pintu hati bobotoh agar mau merubah perilaku buruknya selama ini.
   

Senin, 05 April 2010

Prosesor, Gabungan Gerbang Logika yang Terpadu

     Apa yang anda pikirkan jika mendengar istilah gerbang logika? Mungkin bagi anda yang paham akan teknologi informasi istilah ini merupakan suatu dasar bagi perkembangan ilmu komputer. Gerbang logika adalah suatu gerbang yang berfungsi untuk memroses input untuk diolah menjadi output yang diharapkan. Perlu diketahui bahwa ada beberapa macam gerbang logika dasar yaitu, gerbang OR, gerbang AND, dan gerbang NOT. Seperti yahng anda baca, gerbang-gerbang ini memiliki fungsi yang sama dengan namanya. Gerbang OR adalah gerbang yang memroses data dengan prinsip kerja memilih salah satu input yang terhubung. Maksudnya jika input A memasukan kode 1 (high) dan input B memasukkan kode 0 (low), maka output yang keluar menghasilkan kode 1 (high). Analogi dari gerbang OR adalah rangkaian paralel pada untuk menghidupkan satu LED.
     Gerbang AND bekerja dengan prinsip keseluruhan. Artunya jika kedua input berbeda masukan atau sama-sama 0 (low) maka outputnya akan mengahasilkan 0 (low), dan jika kedua inputnya sama dengan 12 (high) maka outputnya akan menunjukkan 1 (high). Lain halnya dengan gerbang OR dan AND, gerbang NOT memiliki fungsi sebagai inverter atau pembalik dan hanya memilki satu masukkan. Cara kerjanya sangat sederhana, yaiut jika inputnya 1 maka outputnya akan 0 dan sebaliknya.
     Ketiga gerbang tersebut pada kenyataannya merupakan suatu komponen elektronika yang merupakan komponen dasar seperti dioda dan transistor. Dengan komponen dan cara kerja yang sederhana ini terciptalah komputer yang biasa kita gunakan sehari-hari. Pernahkah terfikir oleh anda bahwa gabungan dari ratusan atau milyaran gerbang ini dapat membangun sebuah 'otak' buatan yang kini disebut prosesor? Jika anda baru mengetahuinya, maka segeralah anda sadar bahwa sebenarnya hal ini sangat penting untuk diketahui (jika sudah tahu sejak lama, mohon koreksinya :D ). 

     Prosesor merupakan suatu rangkaian terpadu (Integrated Circuit / IC) yang terdiri atas 100.000.000 lebih gerbang logika dan dimasukkan kedalam sebuah serpih (chip) yang ukurannya tidak lebih besar dari sebuah kotak korek api ukuran kecil. Jika anda tahu apa itu transistor dan dioda mungkin anda akan merasa takjub bahwa ternyata prosesor itu terdiri dari banyak gerbang. Namun bukan berarti para pembuat prosesor memasukkan transistor dan dioda ke dalam prosesor. Namun ada teknik lain yang mereka lakukan yaitu dengan 'mengotori' suatu sirkuit dengan silikon dan bahan semikonduktor lain. Alhasil jadilah sebuah prosesor yang memiliki kecepatan lebih dari 3,4 GHz.
     Mungkin kini kita bisa bermimpi bahwa suatu saat kita sebagai bangsa Indonesia bisa membuat prosesor sendiri.

Rabu, 31 Maret 2010

Manusia itu bisa Sempurna

     Menjadi manusia yang smepurna tidaklah mudah, apalagi manusia diciptakan dengan berbagai kekurangan yang membuat dirinya sangat mustahil untuk sempurna. Ditambah lagi dengan definisi sempurna itu sendiri yang membuat sesorang bingung untuk melakukan sesuatu. Pasalnya, jika seseorang terlihat sempurna di mata seseorang yang lain, maka belum tentu ia terlihat sempurna bagi masyarakat. Ya, tepat sekali, relatif! Jika kita terus mengejar apa yang tidak bisa kita kejar, maka kita akan merugi dengan waktu yang telah kita sia-siakan. Namun sekalipun begitu, ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar menjadi manusia yang sempurna.
    Pertama, kita tahu bahwa manusia itu adalah makhluk yang memiliki naluri ketuhanan atau 'sense theistic'. Maka selaku manusia kita perlu untuk meyaklini satu Tuhan yang bisa kita jadikan tempat berpijak. Namun langkah ini merupakan langkah yang paling rendah tingkatannya, karena manusia yang ideal berkeyakinan Tuhan ada karena ia tahu bahwa Tuhan itu ada, bukan karena kebutuhan. Setelah itu, sangat percuma rasanya jika kita hanya memilki keyakinan tanpa adanya perbuatan yang mencerminkan keyakinan itu sendiri. Oleh karena itu, dengarkanlah dan taatilah Tuhanmu dengan sepenuh jiwa dan raga agar kau termasuk golongan orang-orang yang beruntung.
   Kedua, carilah dan dapatkan semua kebutuhanmu dengan tangan sendiri, bukan meminta atau mencuri, tapi upayakan untuk menggunakan semua potensi yang ada dalam diri. Jika berniat untuk mendapat nilai bagus, maka buatlah strategi belajar yang baik, jika berniat untuk mendapat laba yang besar dari bisnis jual-beli maka tinggalkan rasa malu utuk menawarkan barang dan jasa kita kepada konsumen.Kesimpulannya, jadilah seorang pejuang handal dalam bidangnya dan keluarlah sebagai pemenang yang akan selalu dikenang!
   Terakhir, raih satu mimpi yang akan membuat kita merasa bahagia di dunia ini. Karena kita tidak bisa memungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang memilki nafsu untuk dikejar. Namun kita harus membatasi dan memilih satu hal yang menjadi impian terbesar kita, jadi 'Keep in struggle to your dreams come true!' agar kita bisa menjadi manusia yang sempurna bagi diri kita sendiri.

Rabu, 24 Maret 2010

Ujian Nasional, Keberhasilan Pendidikan

     Sudah dapat dipastikan bahwa sebagian besar siswa SMA dan sederajat yang melaksanakan Ujian Nasional atau UN pada hari yang pertama ini merasakan kekhawatiran terhadap hasil ujian mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya persiapan yang mereka lakukan untuk mengahadapi UN itu sendiri, mulai dari menambah jam belajar, mengikuti les tambahan atau bimbingan belajar, hingga beristighosah memohon pertolongan kepada Yang Maha Kuasa untuk kelulusan yang mereka idam-idamkan. Meskipun sebagian pendapat menyatakan fenomena ini timbul akibat dari ketidaksiapan peserta ujian karena pendidikan yang mereka terima belum memenuhi standar. Namun jika dilihat dari sisi lain Ujian Nasional ni telah meningkatkan kedewasaan dan tanggung jawab para peserta ujian sebagai seorang siswa seiring dengan rasa cemas mereka terhadap UN. Karena tujuan sebenarnya dari suatu pendidikan adalah kedewasaan dan tanggung jawab moril yang telah dipaparkan oleh Poerbawatja dan Harahap dalam Syah (2008 : 11) yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab morildari segala perbuatannya.
     Sangat jelas dari definisi di atas, bahwa tujuan dari pendidikan adalah kedewasaan dan tanggung jawab dari para siswa yang salah satu faktornya adalah adanya Ujian Nasional. Sekalipun nilai dari hasil ujian itu sendiri menentukan, tapi itu bukanlah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Karena Indonesia tidak hanya membutuhkan generasi penerus yang cerdas, tapi juga dewasa dan bertanggungjawab. Dewasa dalam hal ini adalah sadar akan semua kewajiban yang harus dilakukan dan mengerti akan hak-hak yang layak diterima dan yang tidak layak untuk diterima. Begitu juga dengan tanggung jawab, yaitu mau melakukan semua kewajiban dan menerima semua konsekuensi atas segala perbuatannya. Sehingga kita tidak perlu lagi mendengar istilah “potong satu generasi” atau “potong dua generasi” untuk memperbaiki kondisi Indonesia yang sekarang.  Masyarakat sudah terlalu banyak menerima pendapat-pendapat yang membuat mereka pesimis, sudah saatnya kita berfikir positif atas segala permasalahan yang kita hadapi untuk terus memajukan negara kita yang tercinta ini. Bukan saatnya lagi bagi kita untuk terus merendahkan diri dihadapan bangsa lain, justru inilah saat yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang pantas dibanggakan bangsa sendiri dan disegani bangsa lain di dunia.
 
Kejujuran 
     Para siswa yang berjuang mati-matian untuk lulus UN merupakan indikator meningkatnya rasa tanggung jawab mereka. Sekalipun perjuangan sebagian dari mereka merupakan perbuatan yang menyimpang dari apa yang seharusnya dilakukan. Namun kini pemerintah telah memberikan sedikit kelonggaran dengan adanya ujian ulang bagi yang belum lulus. Angin segar ini bisa dijadikan para guru selaku pendidik sebagai suatu motivasi bagi para siswa untuk bekerja dengan jujur. Jika semua peserta ujian sudah bekerja dengan jujur, maka evaluasi dari dari proses belajar mengajar oleh lembaga pendidikan pun akan mudah. Karena data kelulusan merupakan merupakan indikator kualitas dari suatu sekolah yang hanya bisa digunakan jika data yang ada merupakan data yang valid, bukan kamuflase yang diakibatkan oleh ketidakjujuran peserta ujian. Sehingga lembaga pendidikan, dalam hal ini SMA atau sederajat, bisa bercermin melihat kelebihan dan kekurangannya sendiri. Singkat kata, hanya dengan jujur, pendidikan Indonesia bisa unggul.

     Lebih jauh lagi, Ujian Nasional ini bisa dijadikan oleh para siswa,guru, orang tua, dan pihak-pihak terkait lainnya sebagai suatu titik tolak pengembangan karakter bangsa dalam mengahadapi era globalisasi. Bahkan penulis berharap agar pemerintah bisa menaikkan standar kelulusan Ujian Nasional seiring dengan meningkatnya kualitas pendidikan kita. Sehingga para siswa SMA Indonesia bisa bermain pada level atas dengan profesional.  Karena jumlah kelulusan yang tingi dengan standar yang rendah merupakan suatu fatamorgana yang memilukan hati. Di satu sisi kita bangga akan kelulusan kita, namun di sisi lain kelulusan yang kita banggakan itu tidak berarti apa-apa. Jadi, kenaikan standar Ujian Nasional ini bukan dimaksudkan untuk mempersulit kelulusan para peserta ujian, justru untuk menambah kapasitas mereka dalam hal ilmu pengetahuan.

Kemudahan      Allah swt berfirman dalam Alquran surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6,“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
Ujian Nasional merupakan satu kesulitan yang kita hadapi saat ini, namun Allah swt memberikan tidak hanya satu, tapi tiga kemudahan sekaligus.  Guru menjadi mudah mengajar siswa, siswa menjadi mudah untuk belajar, dan pemerintah pun menjadi mudah untuk mengevaluasi pendidikan yang mereka selenggarakan. Mungkin masih banyak lagi kemudahan yang Allah swt berikan seiring kesulitan ini, tapi yang jelas Allah swt telah mengatur skenario terbaik untuk kita dalam bidang pendidikan agar pendidikan kita lebih baik lagi melalui Ujian Nasional.

Pendidikan di Mata Peserta Didik

     Tingkat kesuksesan seorang manusia bisa dilihat dari banyak faktor yang salah satunya adalah pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang diselesaikan oleh seseorang, maka semakin tinggi pula kualitas hidup orang tersebut. Misalnya, seseorang yang berijazah S1 akan mendapatkan pekerjaan yang lebih tinggi upahnya daripada seseorang yang berijazah SMA. Dari keadaan tersebut, maka pemerintah pun aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan yang mereka selenggarakan untuk mencapai kesejahteraan negara. Selain kesejahteraan, pendidikan pun dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat agar mereka tidak hanya sekedar mengikuti perkembangan zaman, tapi juga membuat perubahan zaman.
     Sebenarnya masih banyak lagi tujuan dari pendidikan yang tentunya tidak kalah pentingnya dari yang telah disebutkan di atas. Sehingga, sangat penting bagi kita selaku manusia yang sadar akan pendidikan untuk terus menerima pendidikan. Adapun contoh kegiatan dari proses pendidikan itu sendiri adalah belajar, mengerjakan tugas, melakukan eksperimen, hingga ujian untuk menguji kemampuan kita. Semua kegiatan tersebut telah terangkum dan terencana dalam suatu kurikulum yang disusun oleh pemerintah, dalam hal ini dinas pendidikan. Setelah tiu kurikulum pun disusun kembali oleh para pendidik sehingga pendidikan yang diselenggarakan menarik bagi para peserta didik. Dari kurikulum tersebut, diharapkan para peserta didik yang mengikuti kegiatan pendidikan bisa mencapai tujuan yang diharapkan dan menjalani proses pendidikan dengan semangat dan antusias.
    Sekilas dari uraian tadi, kita bisa melihat bahwa ada suatu kerja keras dari penciptaan suatu proses pendidikan. Kerja keras yang diharapkan bisa berdampak baik dan efektif untuk menghasilkan generasi penerus yang berkualitas unggul. Kerja keras yang diharapkan peserta didik bisa menerima proses pendidikan sebagai suatu kebutuhan, bukan tuntutan. Namun apakah benar seperti itu pandangan peserta didik kita? 
     Sebagai permulaan, kita tak perlu membahas pandangan mahasiswa, namun di sini kita akan membahas bagaimana pandangan peserta didik yang masih duduk di bangku SD,SMP, dan SMA. Karena secara umum, pola belajar siswa di ketiga tingkatan tersebut hampir sama, yang berbeda hanyalah kapasitas ilmu yang diberikan. Disebut memiliki pola belajar yang hampir sama karena mereka memiliki jadwal belajar yang hampir sama, yaitu masuk pada pukul 07.00 dan pulang pada siang hari disesuaikan dengan jam belajar. Lalu mereka pun lebih cenderung untuk menerima materi daripada mencari materi untuk belajar. Ditambah lagi dengan penegakkan disiplin yang cukup ketat membuat mereka harus memperhatikan penampilan dan sikapnya di lingkungan sekolah. Semua hal tersebut merupakan  rangkaian dari suatu proses pendidikan.
     Bagi para pendidik dan calon pendidik, kegiatan tersebut merupakan hal wajib untuk dilakukan oleh seluruh peserta didik dan diharapkan menjadi suatu karakter atau kebiasaan bagi mereka. Tidak hanya kegiatan yang tadi disebutkan, bahkan pelajaran yang disampaikan pun diharapkan disukai oleh para peserta didik. Namun di sisi lain, para peserta didik kegiatan tersebut merupakan suatu hal yang percuma dan tidak perlu dilakukan. Bahkan, jika seorang pendidik berharap pelajarannya disukai, maka peserta didik berharap sang pendidik untuk tidak masuk kelas. 
    Hal ini bisa dilihat dari tingkat pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh para siswa, seperti berseragam tidak sesuai aturan, menyontek saat ujian, atau bahkan membolos dari kelas dan pergi bermain entah kemana. Mungkin bagi mereka hal ini merupakan suatu kenangan indah di masa kecil dan remaja yang akan selalu mereka kenang dan mereka ceritakan pada junior mereka, namun bagi para pendidik hal ini adalah suatu indikator kegagalan dari penyelenggaraaan proses pendidikan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi seorang pendidik untuk memperhatikan kondisi fisik dan psikis. Karena masalah dari suatu proses penyelenggaraan pendidikan bukan hanya uang iuran dan buku pelajaran atau fasilitas lainnya. Tapi masalah hati pun perlu kita perhatikan, seperti kecenderungan seorang siswa terhadap suatu bidang, potensi siswa yang bisa diarahkan oleh pendidik,atau bahkan kekhawatiran siswa akan kegagalannya dalam ujian. Ini merupakan pekerjaan rumah bukan hanya bagi pendidik, tapi juga semua orang yang peduli akan kemajuan pendidikan kita.
     Fakta-fakta yang ada di lapangan seharusnya menyadarkan kita, bahwa sudah saatnya kurikulum pendidikan yang ada harus dibuat suatu inovasi agar setiap proses pendidikan  yang diselenggarakan dapat diikuti oleh para peserta didik dengan dasar motivasi yang kuat karena sesuai dengan minat dan bakat. Jika hal demikian sudah bisa tercapai, maka kesamaan pandangan terhadap pendidkan antara pendidik dan peserta didik akan terjadi dengan sendirinya. Sekali lagi penulis sampaikan, bahwa tugas ini tidak hanya ditujukan bagi para pendidik, tapi siapapun yang bisa membuat perubahan, ada baiknya untuk dilaksanakan sesegara mungkin dan seoptimal mungkin. Mudah-mudahan untuk beberapa tahun ke depan, Indonesia bisa menjadi anggota dari negara-negara dengan pendidikan yang unggul.    
   

Rabu, 17 Maret 2010

Menyingkap Hakekat Tuhan

     Terbesit di fikiranku, seperti apakah Tuhan itu? Mengapa Dia Yang Maha Kuasa menciptakan kita jika pada akhirnya kita tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadapnya?Untuk apa Dia menciptakan manusia jika pada akhirnya mereka semua bisa saja durhaka?Untuk apa manusia diberi cobaan sedangkan diberi nikmat saja mereka masih durhaka?Untuk apa setan diciptakan jika Dia menginginkan semua manusia taat dan cinta kepada-Nya?Apakah suatu saat di hari pengadilan raya, Tuhan akan mengampuni kita semua karena ini hanyalah sekedar "dunia"?Tapi mungkinkah?

     Seribu tanya terus menepaku tentang diri-Nya. Dzat transenden yang tak pernah dalam kebimbangan. Menciptakan seluruh alam semesta ini tanpa bantuan. Kekuasaan tak terbatas meliputi diri-Nya yang tak pernah tidur.

     Semakin aku merenung akan hal ini semakin akubertambah gila. Karena kini aku sadar bahwa akalku takakan pernah sampai untuk membaca jalan fikiran-Nya. Jangankan membaca, menebak pun aku tak sanggup. Inilah kebulatan suatu kedaulatan Tuhan, Allah, yang akan terus ada hingga tak terbatas.




   
     Allah Yang Maha Hidup dan Yang Maha Abadi, Dialah Yang Tak Berawal dan Tak Berakhir. Puji dan syukur aku sampaikan untuk-Mu ya Allah,dan kini ak hanya aku bisa ikhlas dan ridho akan semua takdir dan kehendak-Mu yang tak akan pernah bisa aku baca. Aku harap suatu saat Engkau mau berbagi rahasia kecil-Mu padaku. Amin.    

Senin, 01 Maret 2010

Drainase untuk Kota yang Lebih Hidup

          JAKARTA - Ketinggian banjir di yang merendam dua kelurahan Baleendah, Bandung, Jawa Barat, kini sudah mencapai tiga meter. Jumlah pengungsi pun bertambah menjadi 1.500 jiwa.

          Berdasarkan pantauan okezone di lokasi, Sabtu (6/2/2010), banjir setinggi tiga meter ini terjadi di RT2/RW9 Kampung Cieunteung, Baleendah. Sementara di Kelurahan Andir, ketinggian air bervariasi antara satu hingga dua meter.

          Camat Baleendah, Usman Sayogi mengatakan air mulai meninggi sejak semalam. Pengungsi ditempatkan di lima titik yakni kantor DPC PDI-P, aula Kecamatan Baleendah, aula Kelurahan Baleendah, gedung KNPI, dan tenda pengungsian.

          "Warga dan ketua RT/RW setempat juga harus melakukan patroli keliling menghindari terjadinya aksi penjarahan," kata Usman. 
 
http://news.okezone.com/read/2010/02/06/340/301053/banjir-di-baleendah-bandung-capai-3-meter
          Berikut adalah sebagian permasalahan manajemen air yang menimpa kita akhur-akhir ini. Mungkin permasalahan sepele dimana air merupakan hal yang lazim kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Namun permasalahan sepele ini bisa menjadi sebuah bencana besar jika kita tetap menganggapnya sepele.
          Hal yang harus kita perhatikan dalam manajemen air kota adalah sistem drainasenya yang memungkinkan pemerintah untuk mengantisipasi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan. Tidak hanya membuat saluran air dan mengeruk sungai yang tersedimentasi, tapi juga harus membuat suatu sistem pengairan dan tempat penyimpanan air yang memadai.
          Namun yang terlebih dahulu harus kita perhatikan posisi dan ketinggian dari kota yang akan kita buat drainasenya. mudah saja untuk daerah yang memiliki ketinggian yang cukup seperti Bandung utara, kita tinggal membuat salauran drainasenya menuruni daerah tersebut. tapi bagaimana dengan daerah dataran rendah?kita tidak bisa membuat salauran darainase jika air yang dialirkan tidak bisa mengalir karena posisi air semula lebih rendah daripada posisi yang akan dituju. Memang lebih sulit untuk melakukan ini, tapi dengan sedikit usaha dan biaya kita bisa membuat suatu "pompa" atau "daerah penggalian" yang bisa membuat air mengalir. Kita bisa membuat hal tersebut dengan belajar dari Belanda yang telah sukses membuat kota yamg letaknya lebih rendah dari permukaan laut dengan kincir anginnya. 
          Hal selanjutnya yang harus kita perhatikan adalah infiltrasi dari daratan kota. Kita tidak bisa mengabaikan hal yang satu ini, mengingat hampir seluruh jalanan kota sudah tertutup oleh aspal dan paving block untuk pejalan kaki. Paving block memang memilki celah untuk infiltrasi air, tapi apakah tanah biasa memiliki daya serap air yang lebih buruk?Tentu tidak. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk memperhatikan pembagian antara lapisan impermeabel seperti aspal dan lapisan permeabel seperti tanah agar kelak air bisa dengan mudah meresap kedalam tanah dan tidak mengalir sebagai air limpasan permukaan.
         Saluran drainase, pompa, tempat penyimpanan air, dan tanah. Jika semua hal tersebut sudah sesuai dengan aturan aliran air, maka kita hanya tinggal menikmati kota yang nyaman dan lebih hidup untuk kita dan anak cucu kita. 

        

Kamis, 25 Februari 2010

Protect Our Small Traders


Minimarket large presence in the middle of the village is a common thing that has happened today. Various facilities provided minimarket make village’s consumers  shopping  at this minimarket. So do the impossible if it becomes a minimarket existence as a threat to small traders who used to sell in the village. It must be hard not to happen, since the establishment of a minimarket, many customers are switching to minimarket and many small traders have decreased they revenue or even collapse.
Because of that various phenomena, authors triggered to find ideas for solutions to address the reality of what happened in the community. The idea that we managed to raise is the need for government efforts to limit the presence of this minimarket. Thus, the existence of a dominating minimarket not take the revenue from the small traders around. Besides, the government also needs to issue regulations governing the maximum distance limit between minimarket each other in some district. With this regulations, government can provide opportunities for small traders to continue expand its business while still dealing with price competition minimarket. But at least, this effort will help small traders in the business. Besides, each minimarket can have a more optimal benefits from before. In other words, the distance set by the government will provide many benefits, both for entrepreneurs minimarket and society in general. Because of this presence may also prevent a monopoly in the trade or unfair competition between minimarket in a region.
Meanwhile, another idea that need to do is with the government policy to facilitate infrastructure in the traditional markets. Thus, traditional markets remain a field for small traders to keep trying. In addition, people prefer to shop at traditional markets that have facilitated than minimarket with its all the luxuries. Furthermore, the existence of traditional markets will get the recognition from the community or even a community icon.
That’s all of  ideas that authors can write to revive the business  that has been pioneered by the small traders. With this idea, authors expected small traders can expand their businesses and traditional markets and  more consumers fell satisfy in order to provide a variety of daily needs.